JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ketua bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis memberikan nasehat terbuka kepada siapapun yang menjadi pemimpin harus mampu mengelola emosinya.
Bahkan kiai Cholil Nafis menilai, pemimpin yang mampu menahan dan mengelola emosinya secara baik serta merefleksikannya menjadi energi yang lebih positif, tanda bahwa pemimpin tersebut memiliki jiwa yang sehat.
“Tanda orang sehat jiwa kepemimpinannya adalah yang mampu menahan emosi dan mengelola emosinya menjadi energi,” kata kiai Cholil Nafis, Kamis (14/10).
Apalagi dalam ajaran agama Islam, cendekiawan muslim ini menyebut bahwa ada terapi yang sangat syar’i bisa dilakukan untuk mengelola emosi. Salah satunya adalah dengan menjalankan puasa.
“Islam mengajarkan puasa sebagai terapi menahan emosi bukan berarti tidak emosi. Sabar menjadi pijakan lapang dada untuk menghadapi kenyataan. Meskipun harus bertindak tegas,” tuturnya.
Perlu diketahui, bahwa salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju saat ini terkenal dengan aksi marah-marahnya. Dia adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Politisi PDI Perjuangan yang kini menggantikan kursi Juliari Peter Batubara karena terjerat kasus korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) itu sering kali tertangkap kamera sedang marah-marah saat menjalankan tugasnya.
Beberapa waktu lalu, Risma sempat membentak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat pada hari Selasa 13 Juli 2021. Kepada ASN tersebut, Risma memarahi ASN karena bekerja sangat lambat, bahkan ia mengeluarkan ancaman akan dipindahkan ke Papua.
“Saya tidak mau melihat seperti ini lagi, kalau seperti ini lagi saya pindahkan semua ke Papua,” kata Risma dengan nada tingginya.
Tak selang beberapa lama, muncul lagi video amatir yang merekam aksi marah-marah mantan Walikota Surabaya itu. Kepada petugas pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH), Risma sampai menunjuk-nunjuk dada petugas saat rapat bersama sejumlah pejabat di Gorontalo, pada hari Kamis 30 September 2021.
Risma marah-marah karena tak terima disebut mencoret data Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH). Bahkan Risma pun mengeluarkan kata-kata ancaman akan menembak petugas tersebut.
“Jadi bukan kita coret ya. Kamu, tak tembak kamu ya,” kata Risma sambil membentak-bentak petugas.
Yang terbaru, Risma juga kedapatan marah-marah saat melakukan kunjungan kerja di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tampak Risma membentak-bentak dua orang Mahasiswa yang sedang menerobos acara penyambutan kedatangan Risma. Di dalam aksinya itu, keduanya menyatakan protesnya atas program penyaluran bantuan sosial (bansos) yang diduga menjadi barang permainan oknum Kepala Desa dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Kedua Mahasiswa tersebut mengatakan bahwa oknum kepala desa dan petugas TKSK ikut bermain di dalam proyek pengadaan atau supplier penyaluran bansos yang dijalankan oleh pemerintah sebagai upaya pemberian jaring pengaman ekonomi masyarakat tersebut.
“Sebentar kamu jangan fitnah aku ya. Dengerin, kamu berhak ngomong saya juga berhak ngomong. Sekarang mana datamu, kalau kamu mau memperjuangkan,” kata Risma kepada Mahasiswa, Rabu 13 Oktober 2021.
Sayangnya, dialog tersebut sempat diwarnai ketegangan antara Mahasiswa dan dengan Risma. Beruntung aparat keamanan yang ada di sekitar lokasi bisa meredakan gejolak kedua belah pihak itu.