Advertisement
Categories: Ragam

Wapres Akui Bantuan Penanganan Kemiskinan Ekstrem Masih Kurang Tepat Sasaran

Advertisement

AMBON, HOLOPIS.COM – Pemerintah mengakui bahwa sampai dengan saat ini data untuk penerima bantuan penanganan kemiskinan ekstrem masih kurang tepat sasaran.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam rapat koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Maluku kemudian menegaskan bahwa setiap instansi terkait harus segera memperbaiki data tersebut.

Sebab, jumlah penduduk miskin di Indonesia sendiri saat ini diketahui telah mencapai 10 persen dari total penduduk yang berjumlah lebih dari 270 jiwa.  Padahal, dengan adanya anggaran mencapain500 triliun rupiah, namun, program-program tersebut belum berjalan optimal, karena masih ada data rumah tangga miskin ekstrem yang tidak sesuai sehingga para penerima bantuan tidak tepat sasaran.

“Jadi sebagaimana yang saya sampaikan di berbagai kesempatan, bahwa dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem, anggaran bukanlah isu utama. Tantangan terbesar kita adalah bagaimana bantuan tersebut harus tepat sasaran,” kata Ma’ruf, Rabu (13/10).

Dengan adanya perbedaan tersebut dan tidak diperbaikin, sudah dipastikan akan mempengaruhi distribusi pemberian bantuan.

“Sehubungan dengan itu, saya minta agar perbaikan data terus dilakukan, sehingga untuk pelaksanaan program-program pada tahun 2022 sampai tahun 2024, kita dapat menggunakan data rumah tangga miskin ekstrem yang lebih mutakhir dan akurat,” tegasnya.

Menurut data dari BPS yang bersumber pada SUSENAS Maret 2020,  wilayah yang termasuk kemiskinan ekstrem berjumlah 35 kabupaten dari 7 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.

Masing-masing provinsi terdapat 5 kabupaten prioritas yang merupakan kantong kemiskinan ekstrem. Adapun 5 kabupaten prioritas di Provinsi Maluku adalah Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat, dan Seram Bagian Timur.

Terkait dengan target   penanggulangan kemiskinan ekstrem yang harus diselesaikan hingga 2024 ini, 2 juta penduduk  miskin esktrem harus sudah dihilangkan pada 2021. Namun, dirinya menyadari target tersebut bukanlah hal yang mudah, karena waktu yang kurang dari 3 bulan.

“Untuk itu, pada 3 bulan terakhir 2021 ini kita akan menambahkan upaya khusus menggunakan program yang ada yaitu Program Sembako dan BLT-Desa,” ungkapnya.

Share
Published by
Ronald Steven

Recent Posts

Mahfud MD Baca Vonis Harvey Moeis : Duh Gusti, Bagaimana Ini ?

JAKARTA - Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD merasa heran dengan vonis hukuman yang dijatuhkan majelis…

6 menit ago

Uskup Agung Ingatkan Bansos Bisa Bikin Upaya Pemberdayaan Masyarakat Terhenti

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti perihal bantuan sosial (bansos) yang dalam beberapa tahun…

21 menit ago

Pohon Natal Manuel Neuer Bikin Salfok, Lihat deh!

Kiper utama Bayern Munchen Manuel Neuer bermaksud baik dengan mengunggah pohon natal pada Hari Raya…

36 menit ago

Uskup Agung Minta Umat Ikuti Keputusan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo meminta umat untuk mengikuti keputusan yang diambil oleh pemerintah,…

46 menit ago

Haidar Alwi Apresiasi Profesionalitas Polri Amankan Natal 2024

JAKARTA - Pendiri Haidar Alwi Institute, R Haidar Alwi menyampaikan apresiasi kepada Kapolri Jenderal Polisi…

1 jam ago

Manchester City Alami Natal Paling Buruk Selama Dilatih Pep Guardiola

Manchester City saat ini menatap hari raya Natal paling buruk selama ditunggangi sang manajer Pep…

1 jam ago