JAKARTA, HOLOPIS.COM Pakar Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Margaretha menyebut bahwa deteksi dini gangguan kesehatan mental sangat perlu dilakukan, bahkan untuk level preventif.

Hal ini dilakukan demi mencegah potensi buruk yang bisa terjadi pada mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental.

“Kita harus bisa hadirkan layanan kesehatan mental dari sejak era preventif,” kata Margaretha dalam talkshow RuangTamu Holopis Channel dengan tema ‘Deteksi Kesehatan Jiwa di Era Pandemi’, Senin (11/10).

Gangguan mental adalah salah satu sumber kematian yang cukup besar, bahkan di Indonesia angkanya cukup besar. Dan berdasarkan data yang diutarakan oleh Margaretha, ada 4 persen dari 11.000 responden menyatakan pernah melakukan upaya bunuh diri karena tekanan mental. Sementara 6 persen dari mereka pernah memiliki berpikir untuk melakukan hal tersebut. Data yang dipaparkan Margaretha tahun 2015 ini tak boleh dipandang sebelah mata, perlu ada upaya pencegahan dini agar potensi kematian karena gangguan kesehatan mental masyarakat tidak sampai terjadi.

Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Berikut adalah tiga hal yang bisa diperhatiakan :

1. Perbaiki pola hidup

Berdasarkan pengalaman yang ia lakukan saat melayani para pasien adalah dengan melihat terlebih dahulu pola hidupnya sehari-hari, apakah sudah normal atau belum. Misalnya pola makan, kemudian pola tidur dan sebagainya.

“Pola tidur, pola bergerak, pola makan harus diperhatikan,” ujarnya.

Dikatakan Margaretha, seseorang harus memiliki pola tidur yang cukup. Kurang tidur akan membuat kesehatan fisik terganggu termasuk kesehatan mental. Kemudian makan yang cukup dan sehat, nutrisi yang baik juga bisa membantu menjaga mental diri. Termasuk juga pola gerak yang baik, karena orang yang terlalu banyak rebahan tanpa kesibukan yang positif cenderung memiliki potensi gangguan mental tersebut.

Semua itu menurut Margaretha betujuannya adalah untuk mengenali penanganan apa yang bisa dilakukan lebih awal kepada mereka yang mengeluhkan kondisi mental health.

2. Bangun relasi positif

Selanjutnya, untuk mengatasi gangguan kesehatan mental adalah dengan melakukan aktifitas sosial, berinteraksi dengan teman yang tepat agar suasana batin lebih rileks dan bahagia.

“Kita harus punya relasi positif, karena ini penyanggah. Koneksi sosial yang bermakna dan menyenangkan. Ini bukan soal banyak-banyakan teman lho ya,” terangnya.

Tertawa lepas, bercanda ria, bernyanyi bersama dan melakukan aktifitas yang positif bersama orang lain bisa menurunkan tingkat risiko gangguan mental semakin parah.

3. Berani jujur

Dan yang terakhir adalah keberanian pasien untuk jujur pada diri sendiri, apa yang dirasakan dan apa yang membuatnya merasa terbebani. Sharing ini penting untuk mengetahui duduk masalah dari gangguan kesehatan mental mereka, termasuk untuk membuka kemampuan berdamai dengan kondisinya saat ini.

“Kita harus mengakui kalau kita punya masalah, kalau tidak mengakui maka kita tidak bisa melakukan resiliensi,” tandasnya.