“Kami telah berinvestasi pada sejumlah perusahaan, terutama perusahaan fintech dan payment di Indonesia yang dapat bersinergi dengan visi dan misi kami serta investasi lainnya. Kami melihat, Paper.id dengan berbagai keunggulan unik yang dimiliki, seperti invoicing, payment dan pendanaan bergerak sebagai startup yang bukan hanya membantu proses digitalisasi dan pendanaan dalam ekosistem kami, tapi juga membantu para pelaku usaha lainnya di supply chain lain di seluruh Indonesia,” kata Simon Pratama, Direktur dari Buana Sejahtera Group.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam, bahwa pihaknya merasa perlu untuk melancarkan program tersebut.
“Berdasarkan data internal kami, kebanyakan UMKM dalam B2B hanya memiliki sedikit opsi untuk membayar supplier mereka, yakni dengan metode cash atau transfer bank saja. Kami memberikan lebih banyak opsi lewat produk BNPL dan pembayaran digital, seperti kartu kredit, terlepas apakah supplier mereka menyediakan metode pembayaran tersebut. Kabar baiknya, fitur-fitur tersebut akan dihadirkan bagi semua pengguna Paper.id,” kata Yosia.
Sejak diluncurkan, Paper.id telah memvalidasi lebih dari 3.000 invoice untuk produk BNPL. Proses penggunaan produk ini dapat dimulai dari sisi supplier atau buyer. Dari sisi supplier, prosesnya dimulai dengan membuat invoice untuk buyer melalui platform invoicing Paper.id.
Setelah itu, buyer akan menerima dan mengecek apakah invoice telah sesuai dan mengandung data-data yang benar seperti info produk, jumlah, dan harga. Invoice yang telah divalidasi oleh supplier dan buyer dapat dicairkan lebih cepat dari jatuh tempo yang telah disepakati dengan biaya yang terjangkau.
Demikian pula dari sisi buyer, mereka dapat memasukkan invoice pembelian atau permintaan pembayaran untuk membayar supplier mereka dengan berbagai opsi pembayaran digital, termasuk kartu kredit, terlepas apakah supplier memberikan opsi tersebut atau tidak.