JAKARTA, HOLOPIS.COM Presiden Joko Widodo telah menerapkan 3.013 prajurit Komponen Cadangan (Komcad) TNI.

Walaupun Komcad 2021 telah ditetapkan, akan tetapi pergerakan mereka tidak boleh dilakukan secara mandiri.

“Komponen Cadangan tidak boleh digunakan untuk lain kecuali untuk kepentingan pertahanan dan kepentingan negara,” kata Presiden dalam upacara penetapan Komponen Cadangan TNI 2021 di Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10).

Hal ini karena Komponen Cadangan hanya akan berfungsi pada dua situasi, yakni sepanjang proses penjaringan dan pelatihan yang dilakukan, serta saat negara kembali mengundang mereka untuk bertugas, dan secara keseluruhan berada di bawah Panglima TNI. Di luar itu, Komponen Cadangan ini tidak boleh bergerak dan bermanufer sendiri.

“Masa aktif komponen cadangan tidak setiap hari dan tidak setiap saat. Setelah penetapan ini saudara-saudara kembali ke profesi masing-masing, anggota komponen cadangan tetap berprofesi seperti biasa, masa aktif komponen cadangan hanya pada saat ikuti pelatihan dan mobilisasi, tapi anggota komponen cadangan harus selalu siaga jika dipanggil negara,” paparnya.

Tugas-tugas Komponen Cadangan ini hanya akan berfungsi kembali jika Presiden mengeluarkan perintah dengan persetujuan DPR sebagai mitra kerja eksekutif.

“Komponen cadangan dikerahkan bila negara dalam keadaan darurat militer atau keadaan perang. Dimobilisasi oleh presiden dan dengan persetujuan DPR yang komando dan kendalinya berada di Panglima TNI. Artinya, tidak ada anggota komponen cadangan yang melakukan kegiatan mandiri,” tegasnya.

Tinjau pasukan
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan inspeksi pasukan komponen cadangan 2021 yang akan ditetapkan di Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat pada hari Kamis 7 Oktober 2021.

Kemudian, Kepala Negara itu menyampaikan bahwa keberadaan Komcad ini adalah sebagai pendukung dan pelengkap pertahanan semesta yang dimiliki oleh Indonesia.

“Penetapan komando cadangan ini akan semakin memperkokoh sistem pertahanan rakyat semesta kita,” ujarnya.

Selain keberadaan Komando Cadangan, Presiden juga menyebut bahwa upaya memperkuat pertahanan negara juga akan dilakukan dengan peremajaan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Kemudian, keberadaan para generasi bangsa yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan ikut membantu penebalan pertahanan miliki negara.

Di samping itu, Presiden juga menyebut bahwa seluruh sistem pertahanan yang ada juga terus dikembangkan agar semakin kuat.

“Pemerintah melakukan modernisasi alutsista menyeluruh pada seluruh matra. Kira punya putra-putri yang tidak kalah kemampuannya dengan sains dan teknologi. Insinyur-insinyur dan ilmuan kita sedang melakukan penelitian dan pembangunan di bidang strategis,” papar Presiden.