JAKARTA, HOLOPIS.COM – Polri bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan penelusuran bersama di wilayah Garut, Jawa Barat terkait dugaan paparan paham radikalisme Negara Islam Indonesia (NII) yang menyasar sejumlah warga tersebut.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan data yang kuat apakah pembaiatan terhadap sejumlah warga tersebut berkaitan dengan aliran agama atau mengarah kepada radikalisme.
“Polres Garut, Pemda Garut, MUI Garut telah turun ke lapangan untuk menyelidiki kasus tersebut,” kata Rusdi, Jumat (8/10).
Mengenai strategi yang digunakan, Rusdi tidak menjelaskan lebih lanjut. Namun, dia mengakui bahwa mengandeng MUI adalah demi mempermudah pendekatan ke warga dan menjaga unsur kehati-hatian.
“Apakah memang terjadi pembaiatan atau hanya ajaran-ajaran aliran-aliran agama tertentu pada masjid di kecamatan Sukamentri yang mengajarkan ajarannya kepada beberapa anak didiknya. Ini sedang didalami,” jelasnya.
Namun demikian, ia menjelaskan bahwa semua unsur yang ada ikut bersama-sama melakukan pembinaan dan pendekatan yang humanis untuk mengidentifikaasi hal tersebut.
“Oleh MUI, pemerintah daerah, Polri, Kodim, sama-sama menyelesaikan masalah tersebut,” tandasnya.
Sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan dugaan adanya pembaiatan jaringan NII di kawasan Garut, Jawa Barat. Bahkan Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri sampai turun tangan untuk menyelidiki dugaan pembaiatan tersebut.
“Tentu, kami sedang menyelidiki masalah itu dan mengumpulkan informasi yang lebih detail,” ujar Kepala Bagian Operasional Densus 88, Komisaris Besar Pol Aswin Siregar melalui pesan teks pada Kamis (7/10).
Aswin memastikan penyelidikan akan ditindaklanjuti sebagai bentuk upaya penegakkan hukum. Namun, hal itu didasarkan pada hasil temuan Densus secara menyeluruh.
“Nanti akan ada tindak lanjut sesuai fakta hukum yang ditemukan,” kata Aswin.
Keberadaan NII di Kabupaten Garut ini mencuat pada 2007, dengan dipimpin Imam Besar atau Presiden Sensen Komara. Aktivitas kelompok tersebut muncul kembali pada 17 Januari 2008, dengan mengibarkan bendera merah putih bergambar bulan bintang berukuran 2×240 sentimeter di halaman rumah Sensen. Maskas mereka berada di Kampung Babakan Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan.
Banjir bandang melanda sejumlah desa di Kabupaten Bondowoso, pada Minggu (22/12) malam, setelah hujan deras…
Donald Trump yang baru saja terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa Elon Musk…
Sobat Holopis yang akan bepergian saat libur Nataru 2025 yang melalui jalan tol Trans Jawa…
Bagi Sobat Holopis yang ingin datang lagsung ke Perayaan Natal Nasional 2024, bisa melakukan pendaftaran…
Natal Nasional 2024 akan berlangsung pada tanggal 28 Desember 2024 di Indonesia Arena GBK yang…
ada akhir tahun 2024, Sony PlayStation memberikan kejutan besar bagi Sobat Holopis dengan mengadakan event…