Kedua, lanjut dia, hanya boleh ada satu serikat konfederasi nasional di negara tersebut, agar saluran politik buruh hanya melalui satu serikat tunggal. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki ratusan serikat buruh. Misalnya di Inggris hanya satu (Trade Union Council), Australia (Australian Trade Union Confederation) dan lainnya. Kecuali di Brasil ada beberapa serikat, karena memang beda sejarah dengan negara persemakmuran.
Ketiga, tambah Elly, sejumlah partai politik biasanya hanya dua kadang ada partai konservatif versus Partai Buruh, atau partai nasionalis versus Partai Buruh. Karena kalau banyak partai, suara buruh akan terpecah ke beberapa partai.
Mengapa serikat buruh di USA, German, Prancis, Austria, Denmark, Belgia, Italia, dan lainnya tidak menggunakan Partai Buruh? Tetapi malah memakai Partai Sosial Demokrat? Karena mereka tidal memiliki salah satu atau tiga alasan di atas.
Mengapa Leach Walesa, Polandia saat revolusi tidak menggunakan Partai Buruh malah dengan serikat Solidarnoz? Mengapa India, Jepang, Korea, Philippina dan lainnya gagal mendirikan PB? Lagi-lagi karena alasan tersebut.
Oleh karena itulah, ia tak ingin terjerembab dengan sejarah pengalaman kelam Partai Buruh sejenis yang pernah diupayakan lahir di luar negeri itu. Namun ia tak melarang Partai Buruh lahir di Indonesia dan mempersilakan teman-temannya itu melanjutkan perjuangannya, walaupun masih ada kemungkinan kecil sejarah kelam yang ia sebutkan itu tak berlaku di Indonesia.
“Saya memilih lebih baik belajar dari pengalaman orang lain, ketimbang membayar mahal kegagalannya. Namun, karena bikin Partai Buruh adalah hak konsitusional, jadi silakan, mana tahu sejarah dunia lain tidak berlaku di Indonesia,” pungkasnya.
Deklarasi Partai Buruh
Sejumlah organisasi serikat pekerja berencana menghidupkan kembali Partai Buruh untuk berpartisipasi pada Pemilu 2024 mendatang. Ada sejumlah serikat buruh yang akan mendirikan Partai Buruh.