JAKARTA, HOLOPIS.COM Perusahaan raksasa internet, Google Inc akan menggelontorkan dana sebesar USD 50 juta atau setara Rp 714.843.500.000 ke benua Afrika. Investias tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya perusahaan yang dipimpin oleh Pichai Sundararajan alias Sundar Pichai untuk membantu perusahaan startup di sana bisa lebih kembang.

Program ini diberinama Google for Startups Accelerator Africa. Di mana perusahan Google akan bermitra dengan perusahaan di Afrika untuk mendukung pemberdayaan bisnis mereka.

Menurut keterangan dari direktur pelaksana Afrika Sub-Sahara Google Inc, Nithin Gajria, bahwa program ini diluncurkan karena pihaknya melihat adanya disparitas yang terjadi di dalam iklim bisnis di Benua Afrika. Di mana banyak perusahaan yang sebenarnya memiliki potensi yang baik, akan tetapi terbentur dengan kepemilikan modal.

“Ada kesenjangan yang signifikan dalam hal akses pendanaan. Beberapa kelompok tidak memiliki akses pendanaan sebanyak kelompok lain,” kata Gajria, Rabu (6/10).

Di sisi lain, banyak perusahaan yang ada tersebut sebenarnya didirikan oleh kaum perempuan Afrika. Maka dari itu, ia bersama dengan salah satu program rintisan Google, yakni Black Founders Fund membuat program tersebut untuk mendukung bisnis berkembang di seluruh Benua Afrika.

“Kami telah melihatnya dengan startup yang didirikan oleh kaum kulit hitam dan para wanita wanita. Dan upaya kami dengan Black Founders Fund adalah untuk membantu menutup kesenjangan itu sampai batas tertentu,” terangnya.

Tampaknya tidak semua negara di Benua Afrika akan mendapatkan suntikan dana ventura dari program Google ini secara cuma-cuma. Akan tetapi, mereka akan memprioritaskan beberapa negara, antara lain Aljazair, Botswana, Kamerun, Pantai Gading, Ethiopia, Ghana, Maroko, Rwanda, Senegal, Tanzania, Tunisia, Uganda, dan Zimbabwe.

Namun, Gajria menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata dan telinga ketika memang ada perusahaan startup yang memiliki potensi yang baik untuk tumbuh kembang.

“Kami tidak membatasi diri pada vertikal tertentu. Kami fokus pada investasi di mana kami percaya bahwa Google dapat menambah nilai,” ujarnya. “Jika ada pendiri yang membangun produk menarik yang memecahkan tantangan nyata di Afrika, itu akan masuk dalam tesis investasi kami,” tambah Gajria.

Walaupun dalam konsep bisnis, Google tidak akan meminta bagi hasil berupa profit perusahaan karena memang program ini sifatnya non ekuitas. Akan tetapi, perusahaan raksasa itu bisa mengintervensi karyawan, jaringan dan teknologi yang dibangun oleh perusahaan tersebut. Tentunya dalam konteks pengembangan bisnis agar lebih baik lagi.

Selanjutnya…