JAKARTA, HOLOPIS.COMPengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menyebut, bahwa sebenarnya ancaman terhadap eksistensi Pancasila tidak hanya disebabkan oleh paham komunisme, akan tetapi ada paham trans-nasional yang juga tidak kalah membahayakan.

“Saat ini faktanya tidak hanya komunis, ada ideologi transnasional yang masif masuk ke Indonesia di bawa oleh kelompok tertentu,” kata Stanislaus Riyanta di dalam dialog RuangTamu Holopis Channel dengan tema “Peringatan Hari Kesakitan Pancasila : Menakar Relevansi Demokrasi Pancasila Masa Kini”, Jumat (1/10).

Paham trans-nasional seperti Khilafah yang digaungkan oleh sejumlah kelompok aliran paham ini ada yang sampai cenderung intoleran bahkan menghalalkan tindakan kekerasan dan terorisme.

Dan ditegaskan Stanislaus, paham ini fakatanya ada dan orang-orangnya pernah menjalankan misi yang mereka sebut sebagai “jihad” dengan cara meledakkan bom di Indonesia.

“Bahkan memaksakan dengan aksi kekerasan dan teror. Ini adalah ancaman terhadap Pancasila yang nyata,” ujarnya.

Berdasarkan pengamatannya, Stanislaus menyebut bahwa kelompok pengusung paham transnasional ini sangat terorganisir dengan baik. Bahkan sampai saat ini pun laten-laten mereka masih hidup dan bisa menjadi bom waktu di kemudian hari jika tidak diantisipasi dengan baik.

“Kelompok ini diorganisir dan punya ideologi lain, mereka memaksakan kehendaknya, anti kebinekaan, ini kan anti Pancasila dan ini harus diwaspadai,” tegasnya.

Oleh karena itu, alumni S2 Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) ini menyebut, bahwa masyarakat seharusnya tidak terjebak dengan euforia bahwa ancaman bangsa Indonesia dan Pancasila hanya komunisme.

“Kita tidak hanya fokus terhadap ancaman komunis yang mulai hilang, kita harus jeli melihat. Karena faktanya, sekarang banyak sekali generasi muda terpapar dengan ideologi lain. Dan jika generasi muda menerima ideologi lain maka bisa dikatakan Pancasila kita gagal,” pungkasnya. (MIB)