SUMBAR, HOLOPIS.COM – Sebanyak 8 (delapan) orang tercatat meninggal dunia akibat sejumlah bencana yang disebabkan oleh cuaca buruk di Kabupaten Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Yuan selaku operator Pusdalops BPBD Kabupaten Padang Pariaman menjelaskan, bahwa beberapa bencana hidrometeorologi di antaranya angin kencang, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayahnya.
Data sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kab. Padang Pariaman, 7 orang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor, 1 orang meninggal lainnya akibat tertimpa pohon yang tumbang. Terdapat 9 titik longsor dengan pusat longsor yang memakan korban berada di Korong Tanah Taban, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuak Alung.
“Tujuh orang meninggal dunia karena tertimbun longsor, 1 orang karena tertimpa pohon yang tumbang akibat angin kencang,” kata Yuan dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9).
Akibat bencana tersebut juga menyebabkan 5 (lima) orang lainnya mengalami luka-luka, sememntara 280 kepala keluarga terdampak banjir.
“Sebanyak 338 unit rumah warga terendam banjir yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi, 12 unit rumah rusak berat, 30 kendaraan bermotor rusak, lebih kurang 80 hektar lahan pertanian terendam. Dikabarkan tingga muka air saat kejadian berkisar antara 75-200 cm,” jelas Yuan.
BPBD juga melaporkan beberapa pohon tumbang menimpa badan jalan provinsi sehingga akses lalu lintas dari Bandara Internasional Minangkabau ke Pariaman dan sebaliknya sempat terganggu. Kondisi terkini jalan sudah bisa dilewati kembali.
Terdapat 10 Kecamatan yang terdampak fenomena cuaca ekstrem tersebut yaitu Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Ulakan Tapakih, Kecamatan Lubuak Aluang, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kecamatan Sintuak Loboh Gadang, Kecamatan Singai Limai, Kecamatan V Koto, Kecamatan VII Koto Patamuan, Kecamatan Anam Lingkuang, dan Kecamatan IV Koto Aua Malintang.
Sementara itu, banjir dan tanah longsor juga masih terjadi di wilayah Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Banjir masih menggenangi beberapa titik hingga Kamis petang lalu dengan tinggi muka air sekitar 30 cm.
Pada saat banjir terjadi, ketinggian muka air berkisar 50 – 150 cm sehingga kesiapsiagaan dalam evakuasi warga dilakukan tim gabungan di lapangan. Sebanyak 418 warga telah dievakuasi ke tempat yang aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang mencatat sejumlah kelurahan di delapan kecamatan terdampak banjir. Kelurahan terdampak dari pendataan kaji cepat sebagai berikut ;
– Kelurahan Lubuk Buaya, Air Pacah, Batipuh Panjang, Dadok Tunggul Hitam dan Padang Sarai di Kecamatan Koto Tangah.
– Kelurahan Koto Baru Nan XX, Pengambiran dan Tanjung Aur Nan XX di Kecamatan Lubuk Begalung.
– Kelurahan Gantiang Parak Gadang, Sawahan, Batang Arau dan Jati di Kecamatan Padang Timur.
– Kelurahan Rawang dan Seberang Padang di Kecamatan Padang Selatan.
Sedangkan wilayah terdampak di satu kelurahan teridentifikasi di Kelurahan Indarung di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kelurahan Gunung Sarik di Kuranji, Kelurahan Batang Arau di Padang Selatan, Kelurahan Tabiang Banda Gadang di Nanggalo.
Data sementara BPBD Kota Padang pada Kamis (30/9) tercatat 350 unit rumah terendam dan dua titik jalan terdampak material longsor.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, pada hari ini, Jumat (1/10) wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang. Namun untuk wilayah-wilayah yang saat ini terdampak memiliki cuaca cerah hingga berawan. Sedangkan pada esok hari, Sabtu (2/10), wilayah Sumatra Barat secara umum ini masih berpeluang hujan.