JAKARTA, HOLOPIS.COM Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) hari ini akan melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut juru bicara BEM SI, Muhammad Rais, aksi unjuk rasa yang akan mereka gelar tersebut berkaitan dengan ultimatum BEM SI kepada Presiden Joko Widodo, di mana mereka mendesak agar kepala negara itu melantik 56 pegawai KPK yang tidak lolos dalam seleksi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Aliansi BEM Seluruh Indonesia dengan Gerakan Selamatkan KPK kembali bergerak untuk menindaklanjuti dari ultimatum Jokowi yang telah melewati 3×24 jam dari ultimatum dikirimkan,” kata Rais kepada Holopis.com, Senin (27/9).

Gara-gara Novel Baswedan dan 56 pegawai lainnya tidak lolos dalam asesmen alih status pegawai KPK menjadi ASN, Rais menganggap bahwa KPK saat ini sudah lemah fungsinya.

“KPK tidak lagi menjadi lembaga negara yang memberantas korupsi, kini berubah menjadi Komisi Perlindungan Korupsi. Bagiamana tidak?. Pegawai-pegawai jujur telah disingkirkan dengan adanya TWK dengan dalih wawasan kebangsaan hingga timbul fitnah dugaan taliban tanpa alasan,” ujarnya.

Menurut perspektif BEM SI, bahwa beberapa kinerja KPK dalam operasi tangkap tangan dan penindakan tindak pidana korupsi dewasa ini kurang memiliki taring. Oleh sebab itu, Rais yang merupakan Presiden Mahasiswa BEM Institut Teknologi PLN tersebut menganggap pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia sedang mengalami pelemahan.

“KPK yang seharusnya memberantas korupsi di negeri ini justru digembosi saat gencar-gencarnya memberantas kasus besar korupsi. Indonesia sedang tidak baik-baik saja, bukan ini reformasi yang kita mau,” tandasnya.

Aktivis Mahasiswa yang kini menjadi koordinator media BEM SI 2021 tersebut menyatakan akan menggeruduk gedung merah putih KPK pada siang nanti pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang didapat oleh Holopis.com, setidaknya ada 821 orang yang akan mengikuti aksi bersama di KPK.