JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anggota Komisi X DPR RI, Rojih Ubab Maimoen Zubair menyebut, bahwa pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang berlangsung sejak beberapa minggu lalu masih menimbulkan perjumlah persoalan. Di antaranya adalah muncul klaster Covid 19 di sekolah dan masih adanya peserta didik yang kesulitan beradaptasi.
“Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara umum memang disambut gembira oleh siswa dan orang tua. Namun ada sejumlah masalah yang timbul di PTM yang membutuhkan evaluasi dan solusi,” kata politisi yang karib disapa Gus Rojih dalam keterangannya, Jumat (24/9).
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menambahkan, bahwa adanya klaster Covid-19 di sekolah membuktikan bahwa protokol kesehatan di sejumlah sekolah masih belum maksimal.
Oleh karena itu, ia pun meminta kepada pemerintah agar memerintahkan semua sekolah mengevaluasi penerapan protokol kesehatan (prokes) dan mengantisipasi berbagai hal yang menyebabkan penularan Covid 19. Semua pihak harus mau melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas PTM tersebut.
“Sekolah dan Pemda harus bisa memfasilutasi atau membabi siswa untuk mendapatkan vaksin agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih aman dari kemungkinan tertular Covid 19,” tegasnya.
Perlu diketahui, bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menemukan setidaknya ada 1.000 lebih sekolah yang menjadi klaster penularan Covid-19 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Berdasarkan data dari survei internal Kemendikbudristek yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ per Kamis, 23 September 2021, tercatat ada 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 atau 2,77 persen dari 47.005 sekolah yang mengisi survei. Dari angka tersebut, tercatat ada 7.287 guru dan 15.456 siswa terpapar virus corona.
Klaster penularan Covid-19 terbanyak ada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mencapai 583 sekolah atau 2,77 persen dari jumlah satuan pendidikan yang mengisi survei. Jumlah guru dan siswa SD yang terkonfirmasi Covid-19 selama PTM terbatas sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa.
Kemudian klaster Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berjumlah 251 sekolah atau 1,91 persen. Adapun jumlah guru dan siswa PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 masing-masing sebanyak 956 pendidik dan 2.006 peserta didik.
Disusul klaster pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 244 sekolah atau 3,42 persen. Jumlah guru dan siswa SMP yang terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas masing-masing sebanyak 1.482 guru dan 2.201 siswa.
Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ditemukan klaster penularan Covid-19 sebanyak 109 sekolah atau 4,55 persen dengan rincian 797 guru dan 1.934 siswa terkonfirmasi positif virus corona.
Selanjutnya klaster pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 71 sekolah atau 3,07 persen dengan jumlah 605 guru dan 1.590 siswa SMK terkonfirmasi Covid-19. Dan terakhir terdapat 13 Sekolah Luar Biasa (SLB) menjadi klaster Covid-19 atau 3,27 persen dengan rincian 135 guru dan 112 terpapar corona.