JAKARTA, HOLOPIS.COM – Keberhasilan penanganan kasus Covid-19 yang terus berlanjut pada Kuartal III 2021 menjadi acuan pemulihan ekonomi nasional. Sehingga pendapatan negara dalam APBN membaik karena didukung pertumbuhan penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Ini merupakan suatu hal yang positif dan harus terus dijaga,” ucap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi September 2021, (23/09).

Sampai dengan bulan Agustus 2021, pendapatan negara terealisasi sebesar Rp1.177,6 triliun, terdiri atas penerimaan pajak Rp741,3 triliun atau tumbuh 9,5% yoy, kepabeanan dan cukai Rp158 triliun atau tumbuh 30,4% yoy, dan PNBP Rp277,7 triliun atau tumbuh 19,6% yoy.

Pada sisi belanja, APBN hadir dalam bentuk terjaganya belanja negara dalam menopang penerapan PPKM saat pandemi. Belanja negara mencapai Rp1.560,8 triliun terdiri dari belanja Pemerintah Pusat Rp1.087,9 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp472,9 triliun.

“Inilah makna dari yang disebut negara hadir, namun tetap harus dijaga kesehatan dan sustainabilitasnya,” tegas Menkeu.

Realisasi defisit APBN untuk menopang sisi belanja hingga Agustus 2021 terealisasi Rp383,2 triliun atau 2,32% PDB. Realisasi terjaga karena masih jauh dibawah yang tertulis dalam Undang-Undang APBN sebesar 5,7% PDB.

“Kita menggunakan di semua level dari pendapatan, belanja, semuanya secara sangat hati-hati hingga nanti kita harapkan ekonomi akan bisa tumbuh terus dan APBN mulai makin sehat kembali,” tutup Menkeu.