PURWAKARTA, HOLOPIS.COM – Kondisi Gunung Sindanggeulis di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mulai mengkhawatirkan. Pasalnya retakan pada gunung tersebut terlihat cukup besar dan membahayakan.
Diketahui di gunung andesit tersebut memang ada aktivitas penambangan yang menggunakan alat peledak atau pengeboman.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi melalui akun youtubenya langsung meninjau lokasi tambang yang berada di Desa Linggasari, Kecamatan Plered itu bersama tim ahli eksternal yang dipimpin Dr Irvan Sophian, dari Program Studi Geologi Universitas Padjajaran, Bandung.
Menurut Irvan Sophian, Gunung Sindanggeulis sejak awal memang memiliki pola retakan. Sehingga dilakukan peledakan untuk memudahkan proses penambangan.
”Gunung ditambang karena memiliki sejumlah kandungan batuan mulai dari yang bertekstur keras, andesit, lempung, hingga batuan licin,” ujar Irvan.
“Karena ini kegiatan penambangan, biasanya ada upaya penanganan untuk mencegah hal ini. Pencegahan itu berkaitan dengan adanya pembuatan penahan di kaki lereng berupa timbunan, sehingga ketika tumpukan jatuh ke bawah longsoran akan tertahan dan tidak jadi luas” jelasnya.
Namun setelah dilakukan pemantauan dan penelitian, Irvan merekomendasikan agar menghindari daerah yang terbelah karena bukan tidak mungkin akan terjadi longsoran yang membahayakan jiwa para penambang batu.
”Sekarang tidak boleh ada yang mendekat karena khawatir longsor. Kita isolasi terlebih dahulu,” ucap Irvan.
Irvan juga menjelaskan jika keadaan tersebut masih bisa ditangani dan dicegah dengan metode penahan di bagian bawah gunung yang berpotensi longsor.
“Karena ini kegiatan penambangan, biasanya ada upaya penanganan untuk mencegah hal ini. Pencegahan itu berkaitan dengan adanya pembuatan penahan di kaki lereng berupa timbunan, sehingga ketika tumpukan jatuh ke bawah longsoran akan tertahan dan tidak jadi luas” terang Irvan.
Setelah sisi yang retan berada di bawah, struktur geometri gunung bisa diubah agar kemiringan melandai dan tidak terjadi resiko berikutnya.
“Baru setelah tidak ada pergerakan, baru bisa diubah geometrinya supaya tidak runtuh” lanjutnya.
Sementara itu, Dedi Mulyadi menyimpulkan jika memang terjadi longsor di kawasan tersebut diproyeksikan tidak terlalu berbahaya bagi penduduk di sana.
“Barusan sudah ada penjelasan ilmiahnya. Artinya ini tidak terlalu berbahaya bagi penduduk karena lokasinya yang jauh, tapi berbahaya bagi para penambang” kata Dedi.