JAKARTA, HOLOPIS.COM Presiden Joko Widodo menanggapi serius kasus penghapusan mural berisi kritik ke pemerintah yang sempat marak di kalangan masyarakat, khususnya mereka yang menyikapi tentang kondisi berbagai pembatasan akibat pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi media di Indonesia yang digelar di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Rabu (15/9) kemarin.

Presiden secara khusus menyampaikan teguran kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait tindakan reaktif aparat terhadap seni kritik mural tersebut.

“Saya sudah tegur Kapolri soal ini,” kata Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Kepala Negara ini mengaku tidak mengetahui perihal adanya penangkapan dan penghapusan mural tersebut. Namun, menurutnya, tindakan represif itu merupakan inisiatif petugas di lapangan.

“Kapolri mengatakan itu bukan kebijakan kita, tapi Kapolres. Dari Kapolres juga menyatakan bukan kebijakan mereka, tapi di Polsek,” terang Jokowi.

Kemudian, Presiden Jokowi pun meminta agar jajaran Polri untuk ke depannya tidak lagi bertindak dan bersikap secara berlebihan memberantas mural.

“Saya minta agar jangan terlalu berlebihan. Wong saya baca kok isi posternya. Biasa saja. Lebih dari itu saya sudah biasa dihina,” tegasnya.

Jokowi lantas menegaskan bahwa ia tidak antikritik seperti yang dituduhkan. Bahkan ia sangat terbuka dengan berbagai kritikan dan masukan yang disampaikan oleh rakyat. Bahkan salah satunya adalah Presiden menerima dan mendengarkan secara langsung protes peternak unggas dan ayam petelur yang membentangkan poster saat dirinya berkunjung ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

Selain itu, Presiden Jokowi merasa hinaan dan fitnah kepada dirinya sudah kenyang ditelan. Termasuk tudingan bahwa dirinya adalah anak dari gembong Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sering muncul saat pemilihan umum bahkan momentum G30S/PKI.

“Saya tidak antikritik. Sudah biasa dihina. Saya ini dibilang macam-macam, dibilang PKI, antek asing, antek aseng, planga-plongo, lip service. Itu sudah makanan sehari-hari,” kata Jokowi.