JAKARTA, HOLOPIS.COM- Pemerintah mengklaim bahwa ketersediaan bahan pokok di Indonesia di masa pandemi sampai dengan saat ini masih bisa mencukupi untuk jutaan masyarakat Indonesia.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahkan mengatakan, pemenuhan kebutuhan masyarakat itu mencakup 11 komoditas utama yang dibutukan saat ini.

“Terkait pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, alhamdulillah pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia,” kata Ma’ruf, Senin (13/9).

Ma’ruf juga sesumbar bahwa produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir ini sangat menjanjikan. Menurutnya, hingga minggu ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,60 juta ton.

“Kondisi kondusif stok pangan di dalam negeri pun diikuti dengan terus meningkatnya kinerja ekspor pertanian,” imbuhnya.

Padahal, Ma’ruf menjelaskan, di tengah disrupsi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, sektor pertanian ternyata masih mampu hadir sebagai tulang punggung bagi perekonomian nasional. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2020 sektor pertanian mampu tumbuh 1,75 persen.

“Pertumbuhan itu terjadi ketika banyak sektor (lain) justru terkontraksi,” imbuhnya.

Bahkan sejak awal pandemi, menurut Ma’ruf, Food and Agriculture Organization (FAO) telah memperingatkan bahwa pandemi berpotensi menyebabkan krisis pangan global.

“Pandemi dikhawatirkan akan berimplikasi pada kebijakan pangan masing-masing negara dan kemampuan produksi mereka,” urainya.

Merujuk laporan BPS, total ekspor pertanian dari Januari hingga Juli 2021 mencapai 2,24 miliar Dollar AS, atau meningkat 8,72 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021, lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (yakni) sebesar 29,59%,” jelasnya.

Dengan demikian, lapangan kerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36% dibandingkan penyerapan pada Februari 2020 (29,23%).

Namun, di sisi lain Ma’ruf menyayangkan bahwa kehidupan para petani terutama untuk tanaman pangan, seperti padi, bisa dikatakan masih jauh dari berkecukupan.

“Berdasarkan data BPS tahun 2020 menurut sumber penghasilan utama, jumlah rumah tangga tergolong miskin di Indonesia sebagian besar berasal dari sektor pertanian, yaitu 46,30%. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan petani masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah yang harus diselesaikan,” ungkapnya.

Dia pun berharap inovasi dan terobosan melalui antara lain Reformasi Pertanian, Intensifikasi Produksi, dan Peningkatan Akses Pasar, menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani.

Ditambahkannya, bahwa ketangguhan sektor pertanian di masa krisis seperti sekarang ini, tentunya tidak dapat dilepaskan dari kerja keras dan sinergi para insan pertanian, serta komitmen kuat dari pemerintah daerah.

“Roda pembangunan pertanian nasional pun tak akan bisa digerakkan tanpa adanya kerja bersama yang integratif dan kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah,” tutupnya.