Satu orang saksi memberitahu Reuters bahwa mereka mendengar gas air mata dan alat kejut listrik untuk mengusir para wanita.

Seorang demonstran bernama Soraya mengklaim bahwa Taliban memukul para wanita di kepala mereka menggunakan senjata hingga berdarah.

Maryam Naiby, seorang demonstran berusia 20 tahun mengatakan ia melakukan aksi protes untuk membela hak-haknya, “Kkami di sini untuk memperjuangkan hak asasi manusia di Afghanistan” katanya dilansir dari Skynews.

“Aku mencintai negaraku, dan akan terus berada di sini”, kata Naiby.

Sebelumnya, ia menjalankan sebuah organisasi wanita dan seorang juru bicara untuk tim Paralimpiade Afghanistan.