JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Asshiddiqie memberikan peringatan kepada siapapun orang yang berkecimpung di dunia dakwah, agar sangat menjunjung tinggi esensi kehati-hatian dalam berdakwah, khususnya ketika berinteraksi dengan platform digital seperti sosial media.
“Para penceramah harus sadari, sekali pakai platform youtube atau medsos, audiensnya luas, tidak terbatas,” kata Prof Jimly, Minggu (5/9).
Karena akses jaringannya yang sangat luas dan target audiens-nya yang terlalu lebar, maka setiap perkataan yang keluar dan tersebar-luas jangan sampai menjadi diksi yang negatif di kalangan masyarakat, apalagi sampai bisa mengarah kepada unsur penghinaan atau merendahkan harkat serta martabat orang lain. Lebih-lebih yang direndahkan adalah ajaran agama lain yang notabane diakui oleh negara berdasarkan konstitusi.
“Maka hati-hati dengan materi ceramah, jangan sampai menyinggung perasaan orang yang keyakinan agamanya beda,” ujarnya.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menilai, materi dakwah yang tidak dilakukan secara hati-hati tanpa melihat kemajemukan yang ada di Indonesia, maka potensi menimbulkan luka hati orang lain sangat mungkin terjadi.
Tidak hanya bisa merugikan pendakwah sendiri, bahkan bisa lebih besar dari itu yakni permusuhan antar kelompok berbasis pendakwah tertentu, atau bahkan terjadinya bersitegang antar umat beragama.
“Bisa timbul emosi dan nama ulama menjadi taruhan karena dimaki (oleh) mereka yang tak suka,” tambahnya.