JAKARTA, HOLOPIS.COM – Proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah muai ditetapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan ada peningkatan tren kasus positif dan kasus kematian akibat Covid-19 pada anak jelang penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Wamenkes menjelaskan berdasarkan data yang dihimpunnya hingga 30 Agustus, ada peningkatan kasus positif pada anak hingga 2 persen, sementara kasus kematian pada anak juga meningkat meski kecil yaitu 0,68 persen.
“Tren kasus konfirmasi dan kematian pada anak meningkat seiring dengan lonjakan kasus kematian pada dewasa,” jelas Dante dalam webinar bersama KPAI, Senin (30/8).
Wamenkes menambahkan rasio kasus kematian Covid-19 pada anak mengalami peningkatan dari sebelumnya 0,33 persen pada periode Juni-Juli 2021, menjadi 0,68 persen pada Agustus.
Kenaikan kasus kematian pada anak tak setinggi pada kasus kematian dewasa hingga 6,45 persen. Namun kasus positif pada anak bisa menjadi pemicu klaster keluarga dan berakibat kasus kematian pada orang dewasa lansia atau komorbid.
“Walaupun kasus kematian pada anak tidak terlalu tinggi, tapi anak ini jadi penyumbang kasus klaster primer di dalam keluarga. Di dalam keluarga ada kakek nenek, dan tertular sehingga yang meninggal bukan anaknya tapi orang dewasa dengan komorbid,” ucap Dante.
Dia juga ikut menyinggung soal risiko infeksi Covid-19 pada anak di sekolah. Penerapan PTM dinilai harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan dan upaya pencegahan penularan melalui vaksinasi Covid-19.
Dante juga menyarankan ada skrining Covid-19 berkala di sekolah untuk memastikan anak-anak serta tenaga pendidik tidak terpapar Covid-19.
“Metode pembelajaran bisa jadi risiko peningkatan kasus klaster baru. Karena itu salah satu faktor penting bukan pada saat kita melakukan evaluasi awal, tapi skrining berkala,” katanya.
“Jadi seyogyanya anak-anak diperiksa berkala sehingga anak sekolah tersebut tidak menjadi klaster,” sambung Dante.