Pemerintah Jepang juga mengatakan, saat ini belum ada isu keselamatan atau efikasi yang terindikasi. Mereka mengatakan bahwa penahanan vaksin hanya dilakukan untuk usaha pencegahan.
Kepada Reuters, Manajer Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Internasional St. Luke Tokyo, Fumie Sakamoto mengatakan, untuk jangan terlalu cepat menyimpulkan hubungan antara suntikan vaksin dan kematian dua pria tersebut.
“Hanya ada hubungan sementara antara vaksinasi dan penyebab kematian. Banyak hal yang kita belum tahu, dan jangan langsung membuat kesimpulan dari dua kasus ini,” kata Sakamoto.
Kedua pria tersebut dilaporkan mengalami demam setelah menerima dosis kedua vaksinasi, dan meninggal dunia dua hari setelah demam. Meski demikian, saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa suntikan vaksin yang mereka terima, telah terkontaminasi.
Jepang sendiri telah memvaksinasi secara penuh 44% masyarakat dari keseluruhan populasi.