BONE BOLANGO, HOLOPIS.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 27 Agustus 2021 di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Bersama Lawan Kabar Bohong”.

Program kali ini dipandu oleh Ginar Ayuningtyas sebagai moderator dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari kreator konten, Eryvia Maronie; akademisi KPI UINJ, Risna Damayanti; dosen UNG dan Staf Ahli Khusus Bupati Bone Bolango, Irwan Bempah; serta penulis sastra, Irwan Syamsir. Kegiatan kali ini diikuti oleh 648 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Selanjutnya, Bupati Bone Bolango, Hamim Pou sebagai keynote speaker, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan webinar Indonesia Makin Cakap Digital. Dia menyampaikan, saat ini sudah 60% warga mengakses teknologi informasi. Namun, ada dampak negatif seperti hoaks yang mengganggu pengambilan keputusan. “Maka, literasi digital untuk semua kalangan termasuk milenial perlu digalakkan. Saya, Bupati Bone Bolango, mendukung sepenuhnya webinar literasi digital menuju Indonesia yang makin cakap digital,” katanya.

Pemateri pertama adalah Eryvia Maronie yang membawakan tema “Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Era Digital”. Eryvia menjelaskan definisi jejak digital, mengapa perlu diwaspadai, dan cara mengelolanya. “Hindari penyebaran data-data penting, gunakan kata sandi yang kuat, gunakan pelindung data, hindari kiriman yang sifatnya personal, browsing rutin nama sendiri, dan bijak sebelum menulis/membagikan/mengirimkan,” katanya.

Berikutnya, Risna Damayanti menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Sudah Tahukah Kamu Dampak Hoaks?”. Menurut dia, beberapa alasan mengapa hoaks perlu dicegah, antara lain menimbulkan keresahan , pembunuhan karakter, dan mengganggu kesehatan mental. “Agar tidak mudah terpengaruh hoaks, maka harus skeptis. Cek situs alamat pembuat berita, cek fakta, cek keaslian info, dan ikuti grup diskusi anti hoaks,” terangnya.

Pemateri ketiga, Irwan Bempah, mengusung tema “Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital Melalui Budaya Konsep Diri”. Irwan menguraikan motif seseorang bermedia sosial dan berkembangnya agresi verbal yang terkait dengan konsep diri. Ia juga menerangkan budaya konsep diri yang positif. “Menumbuhkan percaya diri, memperkuat mentalitas, menghargai orang lain, bersikap jujur dan terbuka, serta memahami lingkungan sekitar,” terang Irwan.

Adapun sebagai pemateri terakhir, Irwan Syamsir menyampaikan tema “Digital Safety: Bersama Lawan Kabar Bohong”. Irwan mengatakan, dunia maya sama berbahayanya dibanding dunia nyata, bahkan lebih. Sebab ancaman di dunia maya kadang tidak terlihat. Untuk itu, perlu keamanan digital, salah satunya menjadi pengguna internet sehat. “Bagaimana menjadi pengguna internet sehat? Kesadaran menggunakan internet, pertimbangkan siapa yang diikuti, dan kritis terhadap segala sesuatu,” pungkasnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, moderator melanjutkan acara dengan sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

“Jika kita pernah posting sesuatu tentang biodata diri kita dan telah menghapusnya, apakah history posting-an tetap ada? Apakah dapat dilihat orang lain?” tanya Alfian Taufik, salah satu peserta webinar. Eryvia menyarankan untuk selalu clear cache, agar data yang pernah kita posting itu betul-betul terhapus. Walaupun tidak menutup kemungkinan orang yang jago teknologi kembali membukanya. “Kita usahakan proteksi dengan clear cache, setelah hapus di device kita, atau pakai laptop punya orang. Jangan lupa logout,” imbuh Eryvia.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.