JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bupati Jepara, Dian Kristiandi hari ini melakukan pengecekan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pertama kali setelah pandemi Covid-19 melanda.
Uji coba ini dilakukan per tanggal 23 Agustus 2021 untuk menguji efektifitas sekolah tatap muka untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekaligus melakukan program vaksinasi kepada para pelajar.
Bupati Dian ingin sekolah memastikan sarana dan prasarana penunjang penerapan protokol kesehatan, mulai tempat cuci tangan, pembatasan jumlah siswa hingga memastikan tidak adanya kerumunan baik saat masuk hingga pulang sekolah.
“Kelas harus ditata betul, jangan sampai ada kerumunan. Termasuk saat masuk dan pulangnya siswa, sebab tidak hanya siswa tetapi juga ada yang antar jemput,” kata Dian, Senin (23/8/2021).
Dalam inspeksinya itu, orang nomor satu di Kabupaten Jepara ini ingin memastikan, bahwa kapasitas siswa di dalam satu kelas tidak boleh melebihi 50 persen.
Untuk itu, Bupati mengharapkan agar ada kreatifitas dan inovasi yang dijalankan oleh pihak sekolahan agar aturan pembatasan kapasitas kelas tidak melanggar aturan tersebut.
“Di SMP 1 Jepara siswa yang masuk dibagi tiap kelasnya dengan menerapkan dua shift. Masing-masing dua jam pelajaran. Jadi separuh siswa di kelas ada yang masuk mulai jam 07.00 WIB selesai jam 08.20 WIB dan yang separuhnya setelah itu,” jelasnya.
Program uji coba ini ditegaskan Dian bahwa pihaknya akan terus melakukan monitoring, evaluasi akan dilakukan secara berkala setidaknya sampai seminggu ke depan sejak kebijakan ini dijalankan.
“Kami akan melakukan evaluasi setelah seminggu pelaksanaan PTM terbatas ini. Jika memang dalam pelaksanaannya ada kondisi yang berubah, maka tidak menutup kemungkinan kebijakan ini akan ditinjau ulang,” papar Dian.
Oleh sebab itu, Dian meminta kerjasama semua pihak baik kepada pengelola sekolah maupun para siswa, agar jangan sampai melanggar aturan yang telah ditetapkan.
“Karena yang utama memang menjaga kesehatan anak-anak. Sebab, selama ini belajar jarak jauh juga bisa dilakukan,” pungkasnya.
Vaksinasi Covid-19
Selain memberlakukan pembelajaran tatap muka, Bupati Dian juga sekaligus melaksanakan suntik vaksin Covid-19 kepada para pelajar.
Saat melakukan sidaknya, ia juga menemukan banyak siswa yang ketakutan saat hendak divaksinasi.
Berdasarkan keterangan yang ia dapat, ketakutan para pelajar ini didasari atas informasi yang beredar di masyarakat tentang efek samping vaksinasi. Untuk itu, ia pun menghibur dan memberikan semangat sekaligus keyakinan kepada bahwa vaksinasi tidak berbahaya dan tidak sakit.
Hal ini dilakukan agar para pelajar agar mau divaksinasi, sehingga target pemerintah untuk mencapai herd immunity pun bisa tercapai, karena semakin banyaknya penduduk mau divaksinasi Covid-19.
“Saya mendampingi dan menghibur anak-anak yang takut divaksin. Karena ada beberapa siswa atau siswi mengaku takut divaksin lantaran mendapat informasi dari saudaranya jika divaksin sakit dan berbahaya,” terang Dian.
Bupati juga meminta kepada para orangtua murid agar memberikan pemahaman dan edukasi yang benar dan tepat terhadap vaksin Covid-19. Karena saat ini betapa pentingnya vaksin untuk menjaga agar tidak memperparah diri ketika terinfeksi virus korona.
Apalagi dalam melaksanakan vaksinasi, para siswa didampingi oleh tenaga medis yang berkompeten. Sehingga tidak ada yang perlu dicemaskan dari suntik vaksin Covid-19 ini.
“Tolong anak-anak ini disemangati agar tidak ada ragu dan takut terhadap vaksin. Sebab, ini vaksinasi didampingi oleh tenaga kesehatan yang lengkap. Toh memang divaksin tidak sakit,” tuturnya.
Lebih lanjut, Bupati Dian menyatakan bahwa untuk hari ini pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 1.500 dosis untuk disuntikkan kepada para pelajar.
“Hari ini kita sediakan 1.500 dosis vaksin untuk siswa yang dibagi ke masing-masing kecamatan. Karena memang stok masih terbatas, maka tidak semua sekolah bisa mendapatkan vaksinasi hari ini,” pungkasnya.