JAKARTA, HOLOPIS.COM – Sejak penarikan pasukan Amerika dan NATO dari Afghanistan pada Juli lalu, Taliban dengan cepat menguasai sebagian besar negara itu. Presiden Ashraf Ghani pun telah melarikan diri dan pemerintahannya telah jatuh.
Didorong oleh keberhasilan mereka, kurangnya perlawanan oleh pasukan Afghanistan dan tekanan internasional yang minim, Taliban telah mengintensifkan kekerasan mereka.
Terlebih untuk para wanita Afghanistan. Kekuatan yang bertambah dari Taliban adalah ancaman untuk mereka.
Dilansir dari ABC, Pada awal Juli, para pemimpin Taliban, yang menguasai provinsi Badakhshan dan Takhar, mengeluarkan perintah kepada para pemimpin agama setempat untuk memberi mereka daftar anak perempuan di atas usia 15 tahun dan janda di bawah usia 45 tahun untuk “menikah” dengan pejuang Taliban. Saat ini masih belum diketahui apakah mereka telah mematuhinya.
Jika pemaksaan pernikahan ini akan dilaksanakan, para wanita dan anak-anak akan dibawa ke Waziristan di Pakistan untik “diedukasi”.
Perintah ini pun telah menyebabkan rasa takut di antara wanita dan keluarganya yang tinggal di daerah ini, sehingga memaksa mereka untuk melarikan diri dan bergabung dengan barisan pengungsi internal. Hal tersebut menambah bencana kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Dalam tiga, sebanyak 900.000 orang telah mengungsi.