JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa tema yang diangkat di dalam lomba artikel yang diangkat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) relevan bahkan sangat kontekstual.
Ada dua tema yang diangkat di dalam lomba penulisan artikel tingkat nasional tersebut. Antara lain; Hormat Bendera Menurut Hukum Islam, dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam.
“Ini justru tidak hanya kontekstual tapi juga relevan. Selain dilaksanakan dalam rangka memeringati hari Santri, momentumnya juga bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 76. Esensinya, dua tema tersebut menggabungkan antara aspek keagamaan dengan kebangsaan,” kata Karyono kepada wartawan, Sabtu (14/8/2021).
Dengan mengangkat dua tema itu, maka para peserta yang ikut dalam ajang kompetisi menulis artikel tersebut bisa dilihat, bagaimana sudut pandang mereka terhadap memahami tentang relasi keagamaan dengan kebangsaan.
“Penyelenggara lomba dalam hal ini BPIP mungkin ingin mengetahui seberapa luas pandangan peserta dalam memahami relasi agama (islam) dengan nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai konsensus nasional,” jelasnya.
Kemudian, pengamat kebangsaan ini pun menilai, bahwa gaduhnya kedua tema itu di beberapa kalangan masyarakat tertentu, karena ada bumbu politik yang menggesek, sehingga substansi temanya justru terkesan kabur.
“Dalam perspektif kebebasan akademik, tidak ada yang salah dari tema itu. Tetapi karena ada unsur politisasi yang massif dan sistematis isunya menjadi bergeser,” ujarnya.
Ia yakin BPIP pasti beranggapan bahwa tidak ada permasalahan terhadap korelasi antara nilai keagamaan dengan nilai kebangsaan. Bahkan jika ada pihak yang menyebut tema lomba yang dibuat BPIP membenturkan agama dan nasionalisme justru ada yang salah dengan nalarnya.
“Saya yakin pandangan BPIP justru nilai-nilai Pancasila tidak bertentangan dengan agama,” imbuhnya.