JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai, bahwa elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebenarnya berada hanya di tingkat loyalitas pendukungnya, khususnya kaum Nahdliyyin (sebutan komunitas masyarakat Nahdlatul Ulama -red).

Basis PKB khususnya di Jawa Timur juga masih sangat kuat. Hal ini karena mereka melihat bendera besar partai, bukan siapa yang sebenarnya menjadi elite di partai tersebut.

“Saya kira situasi PKB ini bergantung pada solidaritas dan konsistensi pada masyarakat NU terutama di Jatim yang paling dominan,” kata Dedi, Sabtu (14/8/2021).

Hal ini dikatakan Dedi dengan melihat data survei yang dilakukan pihaknya pada periode Agustus 2021. Di mana elektabilitas PKB tidak berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas Ketua Umumnya, yakni Muhaimin Iskandar.

“PKB dengan 7.5 persen, beranding terbalik dengan Muhaimin Iskandar yang justru di posisi 0.5 persen. Artinya ketum tidak terlalu signifikan mempengaruhi suara dari PKB,” ujarnya.

Dikatakan Dedi, bahwa posisi PKB dengan tingkat loyalitas warga NU membuat partai tersebut berada di tingkat yang cenderung aman, yakni di peringkat ke 6. Bahkan untuk waktu yang relatif lama, posisi PKB juga terbilang bagus, pun mengalami penurunan akan tetapi tidak terlalu signifikan dan tidak akan ada hubungannya dengan sepak terjang elitenya sekalipun.

“Karena dari 2014, 2019 dan mungkin menghadapi 2024 PKB stagnan di angka yang menurut saya bagus untuk partai menengah. Kemudian untuk meningkat saya kira kesulitan tapi untuk turun pun tidak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh di PKB,” tandasnya.