JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pegiat literasi digital, Enda Nasution memberikan saran kepada seluruh netizen agar bisa meningkatkan kualitas etika dalam menggunakan perangkat digital masing-masing.
“Kita ini sebagai konsumen informasi, sudah seharunya bagaimana kita mampu mencerna dan mengelola informasi. Selain jadi konsumen, kita juga sebenarnya berpotensi menjadi produsen infromasi di medos. Maka kita butuh kecakapan yakni bijak bermedsos,” kata Enda dalam program RuangTamu Holopis.com dengan tema “Media Sosial: Pedang Bermata Dua, Bagaimana Cara Menyikapinya?”, Selasa (10/8).
Pria yang juga dikenal sebagai “Bapak Blogger Indonesia” itu menyebut, bijak bermedia sosial adalah kunci utama membuat ruang digital menjadi ruang yang nyaman, menyenangkan dan bermanfaat, kemudian tidak banyak hoaks atau disinformasi bertebaran bebas.
“Bijak bermedia sosial adalah kemampuan memilih, memilah dan mengelola informasi. Kita harus bisa memporsikan mana konten hoaks atau tidak,” ujarnya.
Lantas bagaimana agar masyarakat pengguna perangkat digital khususnya media sosial tidak mudah menjadi target hoaks apalagi sampai menyebarkan hoaks yang mereka terima.
Enda memberikan penekanan bahwa rata-rata orang yang memiliki potensi untuk menyebarkan hoaks karena tidak bisa mengontrol emosionalnya. Bahkan kata Enda, konteks ini tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikan bahkan usia seseorang.
“Literasi digital ini berpengaruh pada emosional publik. Saat suasana hati sedang tidak bagus apalagi sedang marah, kadang mereka bisa sangat tidak bijak dalam menggunakan medsos,” tuturnya.
Di sisi lain, mereka yang gampang terpapar hoaks apalagi sampai menyebarkan karena tidak memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat. Mereka lebih banyak waktu untuk menganggur dibandingkan harus berpikir positif dan menggunakan sosial media untuk pengembangan diri, khususnya dalam pemenuhan finansial yang benar.
“Gunakan kelebihan diri untuk produktif dan melakukan hal-hal yang positif. Misalnya menggunakan media untuk berjualan sesuatu. Gunakan itu untuk meningkatkan kualitas finansial,” tandas Enda.
“Kalau kalian sudah bisa menghasilkan uang sendiri di media sosial, maka kalian akan merasa tidak punya waktu untuk berinteraksi dengan konten-konten negatif itu,” pungkasnya.