HOLOPIS. COM – Pasca curah hujan yang cukup tinggi, dua dusun yang ada di Desa Suka Harapan, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan terendam banjir hingga 50 sentimeter.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pihak BNPB, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara Muslim Muckhtar menyebutkan bahwa penyebab banjir jika dikarenakan meluapnya Sungai Uraso dan Lampuawa pada Jumat (6/8) pukul 07.00 waktu setempat atau WITA.

“Banjir terjadi di Desa Suka Harapan tepatnya di Desa Harapan, Kecamatan Sukamaju Selatan yang berdampak pada dua dusun, antara lain Dusun Gammara dan Dusun Sukaharapan. Tinggi muka air (TMA) 20 sampai 50 sentimeter, ” kata Mukhtar, Jumat (6/8).

Akibatnya, sekitar 25 unit rumah, 15 hektar lahan pertanian, 30 hektar lahan sawit, 10 hektar lahan jagung, empat gedung gereja, satu unit kantor Desa, satu unit Sekolah Dasar dan satu unit Taman Kanak-Kanak. Adapun sebanyak ±25 KK terdampak akibat banjir tersebut.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan kebutuhan logistik dasar bagi para warga terdampak, terutama bahan pangan sambil menunggu hasil assesment tim di lapangan,” ungkapnya.

Muckhtar juga menjelaskan bahwa Desa Sukaharapan Marobo merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan dua sungai, yaitu Sungai Uraso dan Sungai Lampuawa sehingga ketika curah hujan tinggi, wilayah tersebut menjadi rentan terjadi banjir.

“Hujan telah mengguyur Desa Sukaharapan Marobo sejak semalam hingga pagi ini, terlebih desa ini merupakan wilayah yang menjadi pertemuan dua sungai, yaitu Sungai Uraso dan Lampuawa sehingga rentan terjadi banjir,” jelasnya.

Muckhtar mengatakan bahwa warga terdampak telah melakukan evakuasi mandiri ke rumah tetangga dan menyebrang ke desa lain serta bertahan di rumah.

“Para warga terdampak melakukan evakuasi ke rumah tetangga dan menyebrang ke desa lain. Namun masih ada yang bertahan di rumah masing-masing,” tambah Muckhtar.

Kemudian Muckhtar turut mengungkapkan kebutuhan dalam upaya penanganan banjir.

“Saat ini kondisi cuaca masih mendung dan banjir belum surut. Untuk itu kami membutuhkan tambahan perahu, pelampung serta velbed untuk giat penanganan banjir di Desa ini,” tuturnya.

Selain itu, salah satu anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Luwu Utara Tomi Yusuf turut mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya masih melakukan assesment pada lokasi terdampak dan mengarahkan warga untuk melakukan evakuasi mandiri serta berkoordinasi dengan berbagai pihak.

“Saat ini kami masih melakukan assesment dan pengambilan data pada wilayah terdampak serta membangun komunikasi dengan pemerintah desa dan kecamatan bersama unsur TNI, Polri Babinsa dan Babinkantibmas,” ungkap Tomi.

“Kami juga membantu mengarahkan warga terdampak untuk mencari tempat yang lebih aman dan melakukan evaluasi secara mandiri,” lanjutnya.

Sementara itu, menurut prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tiga hari ke depan mulai Jumat (6/8) hingga Minggu (8/8), wilayah Provinsi Sulawesi Selatan secara umum didominasi dengan kondisi cuaca berawan. Berdasarkan kajian potensi bahaya melalui inaRISK, Kabupaten Luwu Utara memiliki tingkat potensi bahaya bencana banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 11 kecamatan.