JAKARTA, HOLOPIS.COM- Tentara Nasional Indonesia menurunkan setidaknya 3.600 anggota mereka untuk melakukan tracing di seluruh Indonesia.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa anggotanya tersebut akan bergerak secara digital untuk melakukan tracing dikarenakan masih minimnya relawan untuk melakukannya.
“Standar WHO (World Health Organization) dalam pelaksanaan tracing kontak erat 1 banding 30, namun Indonesia baru 1 banding 1, kami berusaha untuk memperbanyak jumlah tracer guna memperkuat upaya tracing hingga memenuhi standar WHO,” kata Hadi, Senin (26/7).
Hadi juga mengemukakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pelatihan bagi tracer digital sehingga mempermudah pelaksanaan tracing kontak erat berbasis sistem aplikasi digital, Silacak.
“Karena selama ini tracing masih dilakukan secara manual dengan door to door dengan wawancara langsung, dengan adanya aplikasi Silacak diharapkan dapat mempercepat proses pelaporan tracing,” jelasnya
“Kemenkes turut memberikan pelatihan digital bagi para tracer digital menggunakan aplikasi Silacak guna mempercepat upaya _tracing_ serta pelaporan yang juga melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas sehingga memudahkan proses tracing di lapangan,” pungkasnya.