JAKARTA, HOLOPIS.COM- Pemerintah mengklaim bahwa tingginya angka kematian di Indonesia beberapa waktu belakangan terakhir karena penanganan yang terlambat untuk masuk ke Rumah Sakit.

“Saya sudah cek dengan banyak Direktur Utama Rumah Sakit penyebabnya telat masuk Rumah Sakit dan kondisi saturasimya sudah sangat rendah,” klaim Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (26/7).

Budi kemudian menyarankan agar setiap masyarakat bisa menghitung secara mandiri saturasi oksigen apabila sudah dinyatakan positif. Untuk alat pemeriksaan, Budi menyatakan swab antigen masih bisa dilakukan sebagai standar pemeriksaan Covid.

“Kalau itu sudah dibawah 94% segera dibawa ke rumah sakit atau isolasi terpusat. Kalau itu di atas 94% tidak usah dibawa dan isolasi di rumah saja karena akan menuh menuhin rumah sakitnya orang yang butuh masuk jadi nggak bisa masuk, ” tegasnya.

Yang terjadi saat ini, banyak masyarakat yang sudah positif dan saturasi rendah masih takut untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit. Sehingga penanganan menjadi terlambat dan menyebabkan meninggal dunia.

Padahal, Budi mengklaim bahwa jenis penyakit ini sebenarnya bisa disembuhkan dan tidak lebih mematikan dibanding penyakit menular lainnya.

“Penyakit ini kalau ditangani lebih dini sembuh Insyaallah. Di seluruh dunia dari 100 yang sakit yang masuk rumah sakit cuma 20% yang wafat mungkin sekitar 1,7% lebih rendah dari TBC atau HIV. itu tapi harus dirawat dengan tepat dan cepat jadi kalau sudah positif cepat dites kalau dites cepat ukur saturasi kalau saturasi di bawah di atas 94 stay at home isnyalah sembuh, ” tutupnya.