POLEWALI MANDAR, HOLOPIS.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo mengadakan Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang dilaksanakan secara virtual pada 24 Juli 2021 di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pada webinar hari ini, tema yang dibahas adalah “Bersama Lawan Kabar Bohong”.

Program kali ini menghadirkan 912 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari jurnalis dan pegiat literasi, Sandy Indra Pratama; Pendiri Sekolah Jurnalistik Mandar, M. Ridwan Alimuddin; pendidik sekaligus Aktivis Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Sulawesi Barat, As’ad; dan Pegiat Digital, Dika Kaputra. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Richard Lioe dari KataData. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Sandy Indra Pratama yang membawakan tema “Informasi, Identitas, dan Jejak Digital dalam Media Sosial”. Menurut dia, berbagai informasi lebih mudah untuk diproduksi, disimpan, dikelola, hingga disebarluaskan setiap orang di era digital saat ini. Tapi, dengan derasnya informasi, setiap warganet berpotensi menerima dampak negatifnya, baik sebagai korban maupun pelaku penyebaran. “Karena itu, berhati-hatilah mungkin ke depan reputasi seseorang dapat dilihat dari jejak atau bekas tapaknya di internet,” ujarnya.

Berikutnya, M Ridwan Alimuddin menyampaikan materi berjudul “Dampak Penyebaran Berita Hoaks”. Ia mengatakan, pada tahun lalu, masyarakat di Sulawesi dihebohkan akan informasi tolak bala dan pengobatan Covid-19 lewat cara memasak dan memakan telur ayam pada tengah malam. Akibatnya, banyak warga yang panik sehingga berduyun-duyun untuk memburu telur. Meskipun, banyak warga yang termakan isu hoaks, tapi masih ada masyarakat yang menanggapi dengan cerdas, misalnya pemberitahuan melalui konten menarik atau penulisan opini di media massa bahwa hal tersebut hanyalah kabar bohong.

Sebagai pemateri ketiga, As’ad membawakan tema tentang “Cara dan Tips Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Menurut dia, berpendapat dan berbagi informasi di media sosial merupakan hal yang wajar, namun ada aturan yang perlu diketahui warganet. Salah satunya, telah diatur dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). “Tapi, ada juga hukum sosial yang jauh lebih keras dirasakan oleh warganet yang ikut menyebarkan hoaks,” katanya.

Adapun Dika Kaputra, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Tips dan Trik Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, karakter berita hoaks antara lain memiliki judul yang provokatif, serta isi informasi yang tidak netral dan cenderung menyudutkan pihak tertentu. “Oleh sebab itu, jika kita menemukan informasi semacam itu harus terlebih dahulu diperiksa faktanya, misalnya melalui media-media ternama,” jelasnya.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Seperti dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta yaitu Sudira La Dendra yang menanyakan, “Terkadang ada berita yang salah yang dimuat di media ternama dan apa saja peran jurnalis dalam menyikapi berita hoaks,”. Menjawab hal tersebut M. Ridwan menjelaskan, media massa apabila salah dalam menyiarkan berita, maka wajib memperbaikinya sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.