“Hal-hal seperti itu yang diharapkan dari lembaga-lembaga keagamaan, dari tokoh-tokoh agama agar kita lebih muda menangani pandemi,” papar Mahfud pada tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Hadir dalam pertemuan yang diinisiasi kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini antara lain Kepala KSP Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Efendi, Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan, Prof Dr Azyumardi Azra, KH Ust. Das’ad Latif, Gus Muwafiq dan Nyai Badriyah Fayumi.
Hadir pula dalam pertemuan yang berlangsung bersahabat ini, KH. Cholil Nafis, Ust. Yusuf Mansur, Prof Dr Abdul Mu’ti, Gus Reza Ahmad Zahid, dan Prof Dr Masyitoh Chusnan.
Sementara itu, guru besar UIN Jakarta Azyumardi Azra meminta pemerintah agar memberi tuntunan yang jelas terkait penanganan pandemi kepada ormas-ormas agama dan majelis-majelis agama. Menurutnya, peran ormas dan majelis agama sangat penting terutama pada umatnya atau jamaahnya masing-masing.
Hal serupa juga ditegaskan Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia meminta regulasi pemerintah terkait ritual keagamaan seperti Idul Adha harus clear and clean.
“Jangan sampai ada pernyataan yang disalah tafsirkan. Niat yang jernih dan niat yang tulus dari pemerintah harus sesuai dengan tuntunan agama dan protokol kesehatan, agar tidak ada kesan pemerintah membatasi kebebasan beribadah dan tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat,” ujar Abdul Mu’ti.
Seluruh tokoh agama yang hadir menyampaikan masukan dan uneg-unegnya pada pemerintah yang kesemuanya mendukung usaha-usaha pemerintah untuk mengendalikan pandemi covid di tanah air.
Sebelum ditutup, Menko Mahfud memberikan respons dan tanggapan atas masukan para ulama, dengan penekanan apresiasi dari pemerintah atas kerjasama baik dari semua tokoh yang hadir. (MIB)