Holopis.com Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan, bahwa dengan adanya PPKM darurat yang diberlakukan oleh pemerintah, telah berimbas pada penurunan kasus Covid-19.

“Ada, ada (penurunan kasus). Lumayan sih,” kata Ganjar.

Kendati demikian, Ganjar menegaskan agar masyarakat tetap mengurangi tingkat mobilitas. Karena sampel dari whole genome sequence (WGS) menyatakan kebanyakan dari sampel yang dikirim menunjukkan varian delta. Maka, Ganjar meminta masyarakat lebih waspada.

Dia menuturkan, sampel yang dikirimkan di WGS kurang lebih yang diambil 106 sampel. Dari jumlah itu, ditemukan varian delta 95 atau 89,6 persen. Dengan rinciannya, untuk anak di bawah usia 17 tahun ada 23 orang atau 24,2 persen, serta dewasa 72 orang atau 75,08 persen.

“Asal sampelnya di Kudus ada 72 di antara itu varian deltanya 62 (sampel), Salatiga ada enam (sampel), dengan varian deltanya lima (sampel), Jepara tiga sampel dan semuanya varian delta, Grobogan ada dua sampel dan delta semua, Kota Magelang ada tiga sampel dan semuanya delta, Karanganyar ada tiga sampel dan semuanya delta, serta Solo ada 16 sampel dan semuanya delta,” jelasnya.

Ditambahkan, masyarakat mesti tahu soal ini. Adanya pengetatan diakui memang tidak enak, tidak nyaman, tapi itu harus dilakukan. Sebab kalau tidak, dapat membahayakan semua. Untuk itu, perlu penekanan, seperti menggerakan desa dan kecamatan.

“Harapannya, mereka akan berkomunikasi dengan masyarakatnya agar mereka tidak keluar dari wilayah itu. Kalau mereka tidak keluar, mereka tidak turun banyak ke jalan. Kalau sudah turun banyak ke jalan, ke kota, dan sebagainya, dan tempatnya jauh, pasti ini menunjukkan mobilitas yang tinggi,” tandasnya. (REL/MIB)