JAKARTA, HOLOPIS.COM – Gregory Winger dalam tulisannya The Theory of Defense Diplomacy menjelaskan bahwa diplomasi pertahanan merupakan suatu cara penggunaan militer bukan untuk kekerasan, namun bentuknya seperti pertukaran Perwira, kunjungan kapal perang, latihan militer bersama dalam rangka mencapai kepentingan internasional suatu negara (Winger, 2014).
Diplomasi pertahanan adalah penggunaan militer dalam masa damai sebagai alat untuk kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri. Diperkuat oleh Martin Edmons yang mendefinisikan diplomasi pertahanan sebagai penggunaan militer untuk operasi selain perang dengan memanfaatkan pengalaman latihan dan disiplin untuk mencapai kepentingan nasional baik di dalam maupun di luar negeri.
TNI AD telah menjalin latihan bersama dengan beberapa Angkatan Darat negara sahabat diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Australia, India, Pakistan, dan Amerika Serikat. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun dengan lokasi latihan dilaksanakan secara bergantian. Semakin banyaknya angkatan bersenjata negara lain yang ingin menjalin kerjasama dengan TNI AD, mengindikasikan bahwa profil angkatan bersenjata Indonesia cukup disegani dalam pergaulan Internasional.
Berbagai keberhasilan TNI AD memperoleh citra positif di mata dunia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sistem pembinaan yang sudah teruji. Sistem pelatihan yang terencana dengan baik menentukan keberhasilan. Dalam merancang suatu Latihan Bersama, diperlukan tahapan perencanaan yang tepat sehingga hasil latihan terukur.
Sebelum pelaksanaan Latihan bersama, didahului dengan perencanaan sesuai dengan kesepakatan bersama yang meliputi: