Javis mengatakan peraturan yang selama ini diberikan telah menyebabkan peningkatan dalam kasus kekerasan rumah tangga dan dampak yang buruk bagi kesehatan mental masyarakat.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat ini sedang mempertimbangkan keputusannya, kata Jenrick.
Meskipun dikritik karena lambat dalam memberlakukan lockdown dan mengharuskan pemakaian masker pada awal pandemi, Inggris sejak telah dipuji karena proses pembagian vaksin mereka.
Namun, serikat dokter Asosiasi Medis Inggris (BMA) mendesak pemerintah untuk menjaga beberapa langkah aman Covid di Inggris setelah 19 Juli di tengah peningkatan jumlah kasus.
“Kasus mingguan di Inggris telah mencapai 74%, sementara jumlah orang yang dilarikan ke rumah sakit karena Covid-19 telah meningkat 55% dalam seminggu terakhir” kata BMA.
Salah satu langkah aman Covid-19 yang diserukan serikat pekerja adalah persyaratan berkelanjutan untuk memakai masker di ruang publik tertutup, seperti transportasi umum dan toko.
“Kami telah membuat kemajuan yang sangat baik dengan kampanye vaksinasi dan tindakan individu dari orang-orang di Inggris selama 18 bulan terakhir, dan Pemerintah sama sekali tidak boleh membuang ini pada saat kritis ini,” kata ketua dewan BMA, Dr. Chaand Nagpaul.
“Meskipun program vaksinasi terus berlanjut, sebagian besar orang ada yang tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian. Belum lagi mereka yang tidak dapat menerima suntikan atau sejumlah kecil yang imunisasinya tidak akan efektif” lanjutnya.
“Menurut saya sebagian orang akan tetap berhati-hati, beberapa orang akan tetap memilih memakai masker terutama di kerumunan, dan itu bukanlah hal yanh buruk. Kebiasaan yang mengurangi kemungkinan penulakan adalah hal yang baik untuk tetap dilakukan” tambahnya.