JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kerjasama dalam pembelian alutsista untu pertahanan, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI menekankan pentingnya asas manfaat bagi pertahanan Indonesia.
“Kerjasama dalam hal pertahanan bersifat terbuka dan tidak hanya berfokus pada satu partner saja. Nantinya, setiap kerjasama pertahanan akan dipelajari mana yang bisa mengakomodir kebutuhan pertahanan Indonesia,” ujar Mayjen TNI Budi Prijono, S.T., M.M, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI, dikutip dari Indonesia Defense Magazine.
Nantinya, setiap kerjasama pertahanan akan dipelajari mana yang bisa mengakomodir kebutuhan pertahanan Indonesia.
Setiap alutsista yang nantinya dimiliki oleh Indonesia diharapkan dapat tepat guna untuk melindungi wilayah kedaulatan Indonesia dari berbagai bentuk ancaman.
Apalagi dalam masa pandemi, sejumlah kegiatan kementerian perlu disesuaikan, begitupun dengan anggaran.
Bagusnya, penyiapan alutsista yang sudah direncanakan, tidak terlalu berdampak secara signifkan. Karena, pengadaan alutsista biasanya bersifat pinjaman, baik itu pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri.
“Namun, bagi kegiatan yang bersifat rutin, itu kena dampaknya karena ada pengurangan alokasi untuk anggaran, terutama pada angkatan-angkatan yang melakukan pembinaan terhadap alutsista itu, pemeliharaan terhadap alutsista, pasti ada beberapa kegiatan atau kontrak-kontrak yang di hold terlebih dahulu, nanti akan dilanjutkan pada periode berikutnya,” jelasnya.
“Tapi bagi pengadaan yang bersifat pinjaman, baik itu pinjaman dalam negeri maupun luar negeri, kita tetap berat karena itu tidak berpengaruh terhadap pemotongan atau pengurangan alokasi anggaran itu,” lanjutnya.