HOLOPIS.COM – Israel kembali meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza, sejak gencatan senjata mengakhiri 11 hari pertempuran lintas batas sebulan yang lalu. Serangan tersebut di lakukan dengan alasan sebagai balasan terhadap warga palestina yang melempar balon pembakar ke wilayah israel.
Gejolak dalam kekerasan ini juga menjadu tantangan bagi pemerintah baru Israel yang dilantik tiga hari lalu, menyusul pawai di Yerusalem Timur pada hari Selasa oleh nasionalis Yahudi yang telah menarik ancaman tindakan oleh Hamas, kelompok militan yang berkuasa di Gaza.
Militer Israel mengatakan pesawatnya menyerang kompleks bersenjata Hamas di Kota Gaza dan kota selatan Khan Younis pada dini hari Rabu, dan “siap untuk semua skenario, termasuk pertempuran baru dalam menghadapi aksi teroris lanjutan yang berasal dari Gaza”.
Serangan itu, kata militer, terjadi sebagai tanggapan atas peluncuran balon, yang menurut laporan pemadam kebakaran Israel menyebabkan 20 kebakaran di lapangan terbuka di komunitas dekat perbatasan Gaza.
Mengutip The Guardian News, Seorang juru bicara Hamas, membenarkan serangan Israel, dan mengatakan Palestina akan terus mengejar “perlawanan berani mereka dan membela hak-hak” di Yerusalem.
Sebelumnya pada hari itu, polisi Israel menembakkan peluru berujung karet ke warga Palestina yang memprotes pawai oleh ultranasionalis Yahudi melalui lingkungan Arab di Yerusalem, sebuah parade provokatif yang mengancam akan merusak gencatan senjata Gaza yang rapuh.
Petugas medis Palestina mengatakan polisi Israel telah melukai lebih dari 30 orang yang memprotes parade tersebut.
Di sepanjang perbatasan di Gaza, warga Palestina juga mengadakan unjuk rasa, dengan laporan yang belum dikonfirmasi bahwa seorang penembak jitu Israel menembak satu orang di kaki. Meskipun tidak ada roket yang ditembakkan, gerilyawan memasang alat pembakar ke balon berisi helium yang melayang ke Israel, menyebabkan puluhan kebakaran.
Di Yerusalem, ribuan ultranasionalis Yahudi yang mengibarkan bendera biru dan putih Israel berjalan ke Kota Tua, kehadiran polisi memblokir jalan untuk mencegah militer israel menghadapi warga Palestina.
“Kami datang untuk mendukung Israel dan mengatakan bahwa Yerusalem adalah milik kami,” kata Amitai Cohen.
Yerusalem adalah pusat kota dari krisis yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Pasukan Israel mengambil alih kota suci pada tahun 1967, termasuk lingkungan Arab dan kompleks Haram al-Sharif, yang menampung masjid al-Aqsa – situs tersuci ketiga dalam Islam. Bagi banyak orang Yahudi, kompleks itu adalah Temple Mount, situs paling suci dalam Yudaisme, dan merupakan tempat yang sangat simbolis bagi banyak orang Israel. Orang-orang Kristen juga memuja kota itu sebagai tempat di mana Yesus mati.
Israel mencaplok Yerusalem Timur setelah perang 1967 dan menganggap seluruh wilayah itu sebagai bagian dari ibu kotanya, meskipun sebagian besar kekuatan dunia mengklaim status kota itu harus diputuskan dalam kesepakatan damai di masa depan.
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.