yandex
Kamis, 2 Januari 2025

Melek Digital bagi Pendakwah Bukan Lagi Pilihan tapi Keharusan

Kehadiran internet diikuti media sosial membuat cara orang berinteraksi berubah. Dulu, orang akan berpikir belasan kali sebelum mengumpat atau melontarkan ujaran kebencian. Kini, dengan tidak saling tatap muka, orang dengan begitu mudah melontarkan ungkapan kebencian kepada orang lain, ungkapan makian, bahkan fitnah.
“Karena berjauhan, obyek tidak saling kenal, makanya menjadi ringan ungkapan kebencian itu diucapkan. Maka, tidak heran media sosial dibanjiri ungkapan kebencian. Internet kita ini pun dibanjiri kabar bohong atau hoax,” terangnya.
Di Indonesia, lanjut Savic Ali, kondisi diperparah dengan adanya polarisasi masyarakat. Pendukung A akan begitu luwes menyebarkan kabar buruk kubu B. Padahal, ia tidak tahu apakah berita itu benar atau tidak. Begitu juga sebaliknya. Dengan pengguna aktif media sosial di Indonesia yang angkanya lebih dari 170 juta, tentu tidak mudah untuk mengklarifikasi sebuah informasi keliru. Tantangannya rumit.
Maka, Savic Ali pun mengajak tokoh-tokoh agama, pengurus organisasi keagamaan, pendakwah untuk menyadari kondisi ini. Atas dasar kondisi itu pula, Savic Ali menilai penting bagi pendakwah untuk melek digital. Sebab, apabila tidak melek digital, mereka bisa menjadi korban disinformasi atau bahkan ungkapannya dipotong dari konteks.
“Penting untuk kita semua yang punya perhatian di dunia keagamaan untuk membanjiri internet dengan konten-konten positif. Internet itu seperti sungai besar informasi. Kalau air yang mengalir jernih, otomatis sungai itu akan bersih dan sehat. Bisa dipakai mengairi sawah, minum, atau mandi. Tapi, kalau air yang mengalir ke sungai besar informasi itu negatif, limbah sampah, apalagi limbah beracun, tentu itu membahayakan,” tutur Savic Ali.
Dalam kesempatan sama, tokoh MUI Sulawesi Selatan Usman Jasad menyampaikan, dengan melek digital, pendakwah diharapkan bisa membanjiri sungai besar informasi tersebut dengan konten-konten positif. Atau, setidak-tidaknya mengimbangi banyaknya informasi yang bernuansa hoax, ujaran kebencian, dan adu domba. Usman juga menilai digitalisasi dakwah penting dilakukan.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral