JAKARTA, HOLOPIS.COM – Semakin banyak bukti mengenai praktek mencampurkan vaksin COVID-19 muncul, dengan hasil awal dari penelitian di Spanyol yang menunjukkan bahwa mengambil dua dosis dari jenis vaksin yang berbeda sebenarnya dapat menghasilkan lebih banyak antibodi.
Dalam studi tersebut, suntikan vaksin Pfizer-BioNtech diberikan kepada sekitar 440 orang di bawah usia 60 tahun yang telah menerima AstraZeneca sebagai suntikan pertama mereka.
Hasil awal serupa penelitian seperti di Inggris dua minggu lalu, juga menemukan bahwa kombinasi vaksin tersebut ternyata aman. Efek samping yang diamati sebagian besar adalah sakit lengan, sakit kepala, demam dan kelelahan. Efek-efek tersebut umumnya hilang setelah dua sampai tiga hari.
Hal utama yang dicari dari penelitian ini adalah seberapa efektif kah praktek kombinasi dua vaksin tersebut. Dan ditemukan bahwa dosis campuran tampaknya menyentak sistem kekebalan untuk memproduksi lebih banyak antibodi.
“Kami hanya memiliki laporan media, bukan data sebenarnya,” kata Tania Watts, seorang profesor imunologi dari University of Toronto, dilansir dari CTV News.
“Tetapi laporannya adalah bahwa untuk beberapa ratus orang yang mendapat vaksin AstraZeneca sebagai dosis pertama, dan kemudian diberi vaksin Pfizer sebagai dosis kedua, pertama-tama, mereka mendapat gejala khas vaksin kedinginan, demam, sakit kepala, tidak ada gejala apapun yang mengkhawatirkan, sehingga dinilai aman.”
Agar dapat memenuhi syarat dalam penelitian ini, peserta harus menerima suntikan pertama mereka setidaknya delapan minggu sebelumnya. Tindak lanjut studi akan berlangsung setidaknya 12 bulan, menurut para peneliti. (RPG)
Hasil Penelitian Menunjukkan Mencampur Dua Jenis Vaksin Berbeda Dapat Meningkatkan Antibodi
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.