HOLOPIS.COM – Perbincangan online mengenai Gal Gadot akhir-akhir ini telah menjadi contoh tentang seberapa cepat internet dapat menyerang seseorang.
Belum lama ini, bintang Wonder Woman tersebut menerima banyak dukungan setelah dia berbicara tentang bagaimana Joss Whedon mengancam karirnya di lokasi syuting Justice League. Namun tak lama setelah itu, dia justru menjadi musuh Twitter No. 1 berkat tanggapannya terhadap konflik Israel-Palestina.
Meskipun komentar Gadot tentang krisis saat ini menyerukan perdamaian dari kedua belah pihak, tapi hal tersebut justru memicu kemarahan yang sangat kuat dari para warganet yang beranggapan bahwa aktris asal Israel itu seharusnya mengambil sikap yang berbeda.
Sejarah militer Gadot sendiri juga diangkat, dengan banyak mencapnya sebagai “Zionis” dan bahkan mengklaim bahwa dia membantu “kekerasan terhadap Palestina.”
Tentu saja, ini adalah perubahan yang cukup tajam bagi aktris, yang selama ini memiliki image baik dan jauh dari kontroversi. Karena itulah sebabnya rumah produksi Warner Bros dilaporkan meminta Gadot untuk memperbaiki situasi tersebut.
Menurus seorang sumber, studio meminta Gal untuk “mencabut kata-katanya kembali,” tetapi dia menolak dan tetap tegas dengan pendapatnya tersebut. Meskipun dipastikan ia tidak akan dipecat dari DCEU, namun kontroversi tersebut tetap menyebabkan guncangan.
Melihat dari sudut pandang Warner Bos, salah satu properti mereka yang paling berharga (Wonder Woman) kini hadir dengan kontroversi yang cukup besar yang menyertainya.
Namun hal ini diprediksi tidak akan berdampak serius pada masa depan karirnya. Hal ini diharapkan dapat cepat berlalu dan benar-benar hilang ketika ia akan kembali memerankan Wonder Woman di instalasi film superhero besutan DC berikutnya. (Mhd)
Warner Bros Sempat Meminta Gal Gadot Hapus Komen Kontroversialnya Terkait Israel-Palestina
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.