HOLOPIS.COM – Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini mengingatkan kepada para penyelenggara pemilu agar benar-benar bisa mengevaluasi dan memperbaiki persoalan kepemiluan yang pernah terjadi.
Ia tak ingin, kasus meninggalnya 894 petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) dalam Pilpres 2019 lalu terulang.
“Keledai saja tak mau jatuh kembali ke lubang yang sama. Pemilu jangan sampai mengakibatkan jatuh korban akibat kelelahan dalam menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan suara,” kata Titi, Selasa (25/5).
Dikatakan Titi, bahwa keadilan yang dihadirkan dalam pemilu tidak hanya sekedar kewajiban dan hak yang dibebankan kepada para peserta pemilu saja, melainkan kepada semua komponen, baik pemilih maupun penyelenggaranya.
“Adil bukan hanya untuk peserta, namun mutlak juga diberikan pada pemilih dan penyelenggara pemilu,” ujarnya.
Ia juga menyinggung tentang persoalan klasik proses pemilihan umum yang selama ini berlangsung di Indonesia.
Pemilu yang berbiaya mahal berpotensi memunculkan oligarki dan para pemimpin dan wakil rakyat yang berbudaya koruptif.
“Problem besar kita, pemilu secara administrasi makin baik tapi kompetisinya belum terbebas dari praktik korupsi politik,” terang Titi.
Baginya, sulit menghadirkan pemimpin yang ideal bagi bangsa dan negara ini jika proses pencarian pemimpin dan wakil rakyat justru menimbulkan praktik yang tidak benar.
“Susah membuat demokrasi bekerja baik kalau output pemilunya belum berkontribusi positif untuk tata kelola pemerintahan yang antikorupsi,” tegasnya.
Perlu diketahui, bahwa Tim Kerja Bersama Pemilu dan Pilkada 2024 tengah mulai melakukan rapat formal untuk pertama kali pada Senin (24/5/2021).
Tim tersebut diharapkan mengevaluasi pemilu dan pilkada terdahulu serta memetakan berbagai tantangan yang akan dihadapi pada 2024 mendatang. (MIB)