KUDUS, HOLOPIS.COM – Salah satu budaya umat Islam adalah ziarah makam orang-orang yang dikeramatkan, salah satunya adalah walisongo. Apalagi peran besar para wali di Tanah Jawa itu terkenal di kalangan masyarakat secara turun temurun sangat besar bagi tumbuh kembang ajaran Islam di Indonesia.
Salah satu makam waliyullah itu ada di Kudus. Di sana bersemayam jasad salah satu anggota walisongo bernama asli Syekh Raden Ja’far Shodiq.
Berdasarkan pantauan langsung Holopis.com di lokasi, makam tersebut masih ramai didatangi para peziarah dari berbagai daerah, khususnya masyarakat di sekitar Jawa Tengah.
Bahkan di situasi pandemi ini, antusias para peziarah masih tetap tidak surut. Walaupun ada budaya baru yang harus diterapkan oleh masyarakat yakni memakai masker, selalu mencuci tangah dan menjaga jarak sebagai bagian dari protokol kesehatan.
Annisa, warga kabupaten Jepara yang ditemui di sekitar makam Sunan Kudus itu mengatakan, bahwa alasan dirinya bersama keluarga berziarah adalah sebagai rutinitas yang selalu dilakukan usai lebaran Idulfitri dan ajang mencari barokah waliyullah.
“Setiap tahun habis lebaran kami selalu ke sini. Ini kebiasaan keluarga yang selalu dirawat,” kata Annisa, Minggu (23/5).
Wanita yang mengaku alumni STAIN Kudus itu mengaku sangat mengapresiasi terkait dengan kebijakan pengelola makam yang memaksakan para peziarah untuk patuh terhadap protokol kesehatan.
“Sejak dari pintu masuk, petugas selalu serukan masker tetap dipakai selama di area makam, gak boleh masuk kalau gak dipakai. Ini bagus dan sesuai kebijakan pemerintah menurut saya,” ujarnya.

Menara kudus
Masjid Al Aqsha Menara Kudus, Jawa Tengah. [foto : Ibnoe/Holopis.com]

Walaupun ia dan keluarga harus tetap mengenakan masker selama melakukan kegiatan spiritualitas di makam Waliyullah itu, Annisa mengaku tak terganggu sama sekali.
“Yang penting protokol kesehatan kita patuhi, alhamdulillah tidak mengurangi kekhusyukan kita,” sambungnya. (MIB)