JAKARTA, HOLOPIS.COM – Gencatan senjata antara Hamas dan Israel setelah terjadi pertempuran berdarah selama 11 hari terakhir disambut baik oleh warga Palestina di Gaza. Mereka melakukan perayaan dengan turun ke jalanan sesaat usai gencatan senjata diberlakukan pada Jumat (21/5) dini hari.
“Allahu Akbar dan Alhamdulillah,” teriak warga Gaza yang merayakan gencatan senjata, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/5).
Mobil-mobil memenuhi jalanan utama Gaza, dengan para pengemudi membunyikan klakson bersahutan dan melambaikan bendera dari jendela mobil.
Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, menyebut pertempuran selama lebih dari sepekan terakhir itu sebagai perlawanan sukses atas musuh yang lebih kuat secara militer dan ekonomi.
Pengeras suara di masjid-masjid setempat menyerukan apa yang mereka sebut sebagai kemenangan yang dicapai perlawanan atas pendudukan selama pertempuran Pedang Yerusalem.
Sejumlah pria menembakkan senapan mereka ke udara dan yang lain menyalakan petasan dan kembang api.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas akibat pertempuran sejak 10 Mei lalu. Lebih dari 1.900 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara dan gempuran artileri Israel ke Gaza.
Sementara otoritas Israel menyebut 12 warga tewas akibat rentetan serangan roket dari Gaza, dengan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Di Tel Al-Hawa, Gaza City, warga menyatakan mereka merayakan keselamatan mereka dan apa yang mereka pandang sebagai kemenangan. Beberapa orang saling berpelukan, dengan salah satu dari mereka menyatakan waktu istirahat dari virus Covid-19.
“Dengan jiwa dan darah, kami menyelamatkan Anda, Deif,” teriak mereka, merujuk pada nama komandan top Hamas, Deif, yang ada di daftar teratas buronan Israel.
“Ini adalah kemenangan besar atas pendudukan. Orang-orang perlawanan kami memaksa mereka untuk melakukan gencatan senjata,” sebut salah satu warga setempat, Ahmed Amer (30), saat melakukan perayaan bersama teman-temannya.
Perayaan juga digelar di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, yang menjadi lokasi sengketa tanah antara keluarga Palestina dan pemukim Yahudi. Rencana penggusuran keluarga Palestina di Sheikh Jarrah menjadi pemicu protes warga Palestina yang berujung bentrokan berdarah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan berakhir pertempuran Hamas dan Israel. (zik)
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber dengan link Holopis.com.
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.