Kamis, 19 September 2024
Kamis, 19 September 2024

Imam Al-Ghazali, Cendekiawan Muslim dan Bapak Filsafat Yang Kuasai Banyak Ilmu

HOLOPIS.COM – Imam Al-Ghazali adalah cendekiawan muslim yang namanya sangat familiar di telinga umat muslim. Cendekiawan muslim yang bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Imam Besar Abu Hamid Al-Ghazali Hujjatul-Islam ini dilahirkan di Thusia, sebuah kota di Khurasan pada tahun 450 H/ 1058 M.
Ayah dari Al-Ghazali adalah seorang pemintal kain wol yang taat pada ajaran Allah. Sepeninggal ayahnya, Al-Ghazali beserta Ahmad, adiknya, dititipkan pada salah seorang teman ayahnya. Temannya tersebut adalah seorang sufi hingga akhirnya dialah yang merawat dan mengasuh Al-Ghazali beserta adiknya.

screenshot 2021 01 21 17 20 01 302 com google android googlequicksearchbox 600955c4d541df674d497ca2
Sejarah Hidup Imam Al-Ghazali

Melansir dari buku Ihya Ulumuddin terjemahan: Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama oleh Dr. Hamka, Al-Ghazali sejak kecil sudah mulai mempelajari ilmu fiqih di kotanya sendiri di bawah bimbingan Syekh Ahmad bin Muhammad Ar-Razikani.
Kemudian, Al-Ghazali melanjutkan pembelajarannya ke kota Jurjan, sebuah kota di Timur Tengah, yang dibimbing oleh gurunya Imam Nasar Al-Ismaili. Tidak berhenti sampai di situ, ia terus berpindah ke berbagai kota untuk menuntut ilmu.
Hingga sampailah Al-Ghazali di kota Nisapur, salah satu kota di Iran, untuk menemui gurunya yang bernama Imam Al-Haramain. Mulai dari sinilah Al-Ghazali menunjukkan tanda-tanda kecerdasan otaknya yang mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan seperti, ilmu mantik (logika), falsafah, hingga fiqih madzhab Syafi’i (mazhab fikih dalam Sunni yang dicetuskan oleh Imam Syafi’i).
Gurunya pun menyebut Al-Ghazali sebagai lautan tak bertepi.
1 2
Imam Al-Ghazali yang Gemar Membaca

Nama Al-Ghazali dikenal luas melalui pemikiran-pemikirnnya di Barat. Selain itu ia juga dikenal sebagai cendekiawan muslim yang berkecenderungan pada pemikiran liberal.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Ihya Ulumiddin. Sempat dikritik oleh ilmuwan atau pemikir muslim, namun buku itu juga memberikan kehati-hatian para filsafat agar tidak menafikkan ilmu-ilmu tradisional Islam.
Buku itu juga memberikan sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.
Dalam buku “25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia” oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, disebutkan pengaruh filsafat dalam diri Al-Ghazali begitu kental. Disebutkan juga kecerdasan Al-Ghazali dalam fiqih, tasawwuf, dan ushul ini tidak didasari dengan ilmu atsar (segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat dan boleh juga disandarkan pada perkataan Rasulullah SAW), ilmu hadits, dan sunah Rasulullah.
Namun, di balik perseteruan itu, Al-Ghazali bersama dengan cendekiawan muslim yang bermazhab tradisional lain terlihat ‘pasang badan’ untuk mempertahankan ilmu-ilmu tradisional keislaman. Ia pun memperkenalkan model kecerdasan-model yaitu kecerdasan spiritual yang tidak dapat ditinggalkan.
Selain itu, cendekiawan muslim ini membuat 2 karya yang sangat terkenal di dunia Barat yaitu, Maqashidul-falasifah (ahli-ahli falsafah) dan Tahafutul-falasifah (Kesesatan ahli-ahli falsafah).
Karya yang pertama itu berisikan kumpulan dan ringkasan berbagai ilmu falsafah, mantik, dan fisika. Kemudian, karya yang kedua mengkritik satu per satu atas sistem falsafah yang ada di karya pertama.
Bahkan seorang ahli ketimuran Inggris, Ds. Zwemmer, pernah memasukkan Al-Ghazali sebagai salah seorang dari 4 muslim terpilih. Empat orang tersebut adalah Nabi Muhammad SAW, Imam Al-Bukhari, Imam Al-Asy’ari, dan Imam Al-Ghazali.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Hari Perhubungan Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Setiap tanggal 17 September, Indonesia memperingati Hari Perhubungan Nasional atau yang biasa disebut Harhubnas. Peringatan ini merupakan momentum penting bagi kita untuk merefleksikan dan mengapresiasi peran vital sektor perhubungan dalam mendukung pembangunan nasional.

Hari Palang Merah Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Hari Palang Merah Nasional diperingati setiap tanggal 17 September, yang pertama kali diresmikan dan diketahui oleh Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1945.

Hari Ozon Internasional, 16 September : Simak Tema dan Sejarahnya

Hari Ozon Internasional diperingati pada 16 September di setiap tahunnya, dimana hari besar tersebut diperingati bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia agar lebih mengenal mengenai ozon bumi itu sendiri.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru