JAKARTA, HOLOPIS.COM – Brasil menolak izin penggunaan vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, yang diajukan sejumlah gubernur negara bagian demi memerangi gelombang kedua Covid-19 yang menghantam negara terbesar di Amerika Latin itu.

Reuters melaporkan bahwa dewan regulator kesehatan Brasil, Anvisa, memilih dengan suara bulat untuk tidak menyetujui vaksin Rusia tersebut pada Senin (26/4).
Penolakan itu terjadi setelah sejumlah staf teknis menyoroti risiko bawaan dan cacat serius akibat penggunaan vaksin itu karena informasi sangat minim terkait jaminan keamanan, kualitas, dan keefektifannya.
Manajer Umum Pemantauan Kesehatan Anvisa, Ana Carolina Moreira Marino Araujo, mengatakan bahwa mereka mengambil keputusan ini setelah mempertimbangkan semua dokumen.
Mereka juga sudah memeriksa data hasil dari inspeksi langsung, juga beberapa informasi dari regulator lain yang menyatakan ada risiko yang melekat terlalu besar terkait vaksin tersebut.
Sementara itu, menurut Manajer Obat-Obatan dan Produk Biologis Anvisa, Gustavo Mendes, masalah krusialnya adalah adenovirus yang terdapat dalam vaksin Sputnik V dan dapat bereproduksi. Menurut Mendes, itu merupakan salah satu cacat serius dari vaksin Sputnik V.
Selain Brasil, Uni Eropa juga belum menyetujui vaksin Sputnik V dengan alasan blok tersebut membutuhkan lebih banyak informasi tentang pengujian dan proses pembuatan vaksin tersebut.
Sejauh ini, beberapa negara sudah menyetujui penggunaan vaksin Sputnik V. Ilmuwan Rusia mengklaim vaksin buatan Gamaleya Institute itu 97,6% efektif melawan Covid-19 berdasarkan pengujian terhadap 3,8 juta orang.
Di sisi lain, program vaksinasi Covid-19 di Brasil kacau menyusul pasokan vaksin yang terus menipis dan tertunda kedatangannya. Keterlambatan program vaksinasi membuat Brasil menjadi salah satu zona merah penularan Covid-19 paling mematikan di dunia. (zik)