JAKARTA, HOLOPIS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan dapat memberikan sertifikasi penggunaan darurat alias emergency use listing (EUL) untuk vaksin Sinovac pada 3 Mei mendatang.
WHO menyatakan kepada Reuters bahwa mereka dapat mengeluarkan EUL setelah melakukan kajian terhadap vaksin buatan perusahaan farmasi asal China, Sinopharm, itu. Proses kajian itu sendiri akan dimulai pada Senin (26/4).
“Kami memperkirakan keputusan akan diambil beberapa hari setelahnya,” demikian pernyataan WHO kepada Reuters, Kamis (22/4).
EUL ini diperlukan saat sebuah vaksin akan digunakan untuk program WHO. Permasalahan EUL untuk Sinovac ini menjadi sorotan di Indonesia karena terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji.
Arab Saudi menegaskan bahwa semua umat Muslim yang ingin menunaikan ibadah di Tanah Suci, Mekkah, harus sudah mengikuti vaksinasi menggunakan vaksin sesuai EUL.
Meski belum mendapatkan EUL, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyatakan bahwa Sinovac sudah aman digunakan sebab telah mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pemeriksa Obat-obatan dan Makanan (BPOM) RI.
Wiku menyatakan bahwa EUA dan EUL tak perlu dirisaukan karena keduanya memiliki tujuan penggunaan serupa. EUL ditujukan untuk yang berkomitmen menyelesaikan pengembangan produk dan mengajukan prakualifikasi WHO.
Vaksin dengan EUL akan masuk daftar vaksin WHO yang dapat didistribusikan ke negara-negara membutuhkan, salah satunya seperti dalam skema kerja sama multilateral GAVI COVAX Facility.
Sementara EUA, katanya, digunakan untuk menilai kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin. Izin itu diberikan secara terbatas di suatu negara. (zik)