Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Kisah Nabi Idris AS

HOLOPISCOM – Nabi Idris AS adalah keturunan keenam dari Nabi Adam AS, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam AS. Nabi Idris adalah keturunan pertama yang dikaruniai kenabian setelah Nabi Adam AS dan Nabi Syith AS.
Dalam buku Nabi-Nabi dalam Alquran karya Afif Abdul Fatah, yang mengutip sejumlah keterangan ulama, disebutkan Nabi Idris AS dilahirkan di Munaf (Memphis), Mesir. Dia lalu berdakwah menyiarkan agama ke wilayah Irak kuno. Tapi, sebagian lagi berpendapat Nabi Idris AS dilahirkan dan dibesarkan di Babilonia.
Mengutip pendapat Sami Abdullah al-Maghluts, Abdul Syukur al-Azizi menulis, Nabi Idris adalah kaum Nabi Syits atau keturunan Qabil, putra Nabi Adam AS, di willayah Irak kuno.
Dalam konteks ini, ada pula sejarawan yang menduga kata “pemusnahan’ yang tertulis dalam Kitab Henokh sesungguhnya merujuk pada Bani Qabil. Allah SWT juga memberikan 30 mushaf (shuhuf) sebagai bekal untuk diajarkan pada kaumnya.
Beberapa ulama menyebutkan, Nabi Idris AS hidup sekitar tahun 4.533 hingga 4.188 SM. Salah satunya, Al-Mahluts dalam buku berjudul Atlas Sejarah Nabi dan Rasul. Dhurorudin Mashad menulis dalam bukunya Mutiara Hikmah Kisah 25 Nabi dan Rasul dan menyebutkan, Nabi Idris AS mendapat julukan dari Allah SWT berupa Asadul Usud atau singa dari segala singa. Julukan itu diberikan karena keberanian dan kegagahannya.
Di langit ke empat Rasulullah SAW diantar oleh Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Idris AS. Ia berada dalam posisi di atas. Karena demikianlah karunia yang diberikan Allah subhanahuwata’ala kepadanya. Nabi Idris adalah nabi yang pernah merasakan surga selama hidup di dunia.
Dia pula yang pernah diberi keistimewaan oleh Allah  subhanahuwata’ala untuk merasakan kematian dalam kehidupan. Karena Allah subhanahuwata’ala tidak memperbolehkan siapapun masuk surga sebelum mati terlebih dahulu.
فلما رفعه باذن الله تعالى سأل ربه دخول الجنة فقيل له لايدخلها الا من ذاق الموت فسأل ربه الموت…
Ketika Idris diangkat oleh Allah Diapun meminta agar dimasukkan surga, tetapi tidak diperbolehkan kecuali sudah mati. Kemudian Nabi Idris as pun meminta kematian kepada Allah subhanahuwata’ala.
Meskipun tidak ada keterangan mengenai isi pembicaraan antara Rasulullah SAW dan Nabi Idris AS. akan tetapi perjumpaan itu memberikan banyak pemahaman kepada Rasulullah SAW makna kematian. Bahwa kematian yang pernah dianugerahkan Allah subhanahuwata’ala kepada Nabi Idris AS. dapat diterapkan dalam kehidupan manusia dalam berbagai makna. Diantaranya mati dalam arti usaha menindas keinginan nafsu.
Demikian Rasulullah saw pernah bersabda:
موتوا قبل تموتوا ومن اراد ان ينظر الى الميت يمشى على وجه الأرض فلينظر الى ابى بكر
Matilah engkau sebelum datang kematian. Siapa yang ingin melihat mayat berjalan di permukaan bumi, lihatlah Abu Bakar. Begitu pula haditsnya yang berbunyi: الناس نيام واذا موتو انتبنوا Semua manusia sebenarnya dalam keadaan tidur, apabila mati, barulah mereka bangun.
Yang dimaksud dengan mati di sini adalah mati maknawi bukan mati hissi. Yaitu mati semua nafsu amarahnya, termasuk diantaranya adalah tidak pernah merasa kuat, tidak pernah merasa mulia, tidak pernah merasa benar dan lain sebagainya. Karena barang siapa masih merasa memiliki sifat kehidupan berarti hawa nafsunya belum mati, karena semua itu pada hakikatnya adalah milik Allah subhanahuwata’ala. dan manusia hanya diberikan sedikit hak untuk menggunakannya.
Nabi Idris Penemu Banyak Hal
Dalam buku itu, seperti dikutip Abdul Syukur, disebutkan Nabi Idris AS merupakan salah satu nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Nabi Idris AS dikenal sebagai nabi yang sangat pintar, orang yang pertama kali menciptakan tulisan dan menemukan alat tulis, pandai menggambar, menjahit, serta ahli astronomi.
Dalam buku berjudul Kitab Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Para Nabi karya Abdul Syukur al-Azizi disebutkan, Nabi Idris AS adalah penemu tulisan pertama dalam sejarah peradaban umat manusia.
Pernyataan ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwiyatkan Muslim dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, yakni: ”Dahulu, ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barang siapa sejalan dengan tulisannya, demikian itulah (tulisannya)”.
Hadis Nabi Muhammad SAW ini menjelaskan firman Allah SWT dalam Alquran surah Maryam (19) ayat 56 yang artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut di dalam Alquran). Sesungguhnya, ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”
Menurut Abdul Syukur, manusia sudah berbicara menggunakan 72 bahasa pada masa Nabi Idris AS. Saat berdakwah kepada kaumnya, ia sudah menggambar pembangunan kota-kota, sehingga kota yang berhasil dibangunnya berjumlah 188 kota.
Nabi Idris Penemu Tulisan Pertama di Dunia
Nabi Idris AS juga dikenal sebagai manusia pertama yang menulis menggunakan pena. Para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim terkait dengan Nabi Idris AS.
Oleh para sejarawan, naskah kuno itu disebut Kitab Henokh. Salah satu cerita dalam kitab itu berisi tentang peradaban tertua di bumi Lemuria, Atlantis yang hilang ditelan bumi. Juga, prediksi tentang banjir besar yang akan terjadi di bumi.
Para ilmuwan itu menduga Kitab Henokh ditulis Nabi Idris yang juga dikenal dengan nama Akhnukh yang dalam bahasa Ibrani disebut Henokh.
Selain dikenal sebagai orang yang pertama menggunakan pena, Nabi Idris AS juga dikenal sebagai ahli perbintangan. Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menggunakan bintang sebagai penunjuk arah, waktu yang tepat untuk bercocok tanam, memperkirakan kondisi cuaca, dan lain-lain.
Keterkaitan bangsa Sumeria dengan Nabi Idris AS semakin terlihat ketika beberapa penelitian membuktikan bangsa Sumeria telah mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui masa bercocok tanam yang baik. Misalnya, rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan cocok untuk menanam. Sedangkan, rasi bintang Virgo dipergunakan sebagai waktu yang tepat untuk panen.
Sumber: Republika, NU Online

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

MUI Kritik Ustadz Adi Hidayat soal Penyair sama dengan Pemusik

Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) bidang Seni, Budaya, dan Peradaban Islam Ustadz Jeje Zaenudin memberikan tanggapan menjawab pertanyaan awak media terkait kasus tersebut. Ia mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat tersebut.

Kumpulan Doa Pilihan di 28 Ramadan 1445 H

Jika merujuk pada perhitungan Ramadan 1445 H versi pemerintah Indonesia, maka hari ini Senin 8 April 2024 adalah Ramadan ke 28. Artinya, malam nanti adalah malam ganjil terakhir dalam bulan suci Ramadan tahun ini.

Quraish Shihab Jelaskan Lailatul Qadr Akan Datangi Mereka yang Siap Saja

Quraish Shihab memberikan penjelasan bahwa malam lailatur qadr ternyata bukan untuk setiap orang, sekalipun ia adalah muslim yang sedang atau tidak dalam keadaan berpuasa Ramadan.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru