JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mengatakan pemberantasan terorisme harus menjadi evaluasi bersama agar kasus tindakan terorisme makin berkurang dan tidak lagi terjadi di Indonesia. Ia berharap, makin banyaknya lembaga yang terlibat dalam penanganan terorisme, dapat mempersempit ruang gerak teroris itu sendiri.
“Masalah terorisme seharusnya menjadi evaluasi bersama, kenapa masih terjadi tindakan terorisme. Kami berharap dengan banyak lembaga yang menangani terorisme, makin kecil pula terorisme itu,” katanya saat melakukan kunjungan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (8/4/2021).
Fadli menuturkan melihat pengalaman sejumlah negara lain seperti Amerika, banyak kasus terorisme yang bersifat manufaktur atau yang dibuat, bukan karena bentuk ideologis sebuah kelompok.
“Jadi ini memang harus menjadi evaluasi, jangan sampai terorisme ini menjadi instrumen bagi kekuasaan untuk menjustifikasi adanya kegiatan teror. Saya tidak melihat, misalnya yang tertuduh kan selalu umat Islam yang merupakan mayoritas,” katanya dilansir dari dpr.go.id, Sabtu (10/4).
Politisi dari F-Gerindra ini juga berharap agar tidak ada oknum yang justru memelihara keberadaan terorisme di Indonesia. “Seharusnya kita harus habisi yang namanya terorisme itu dan jangan ada yang menghidup-hidupkan. Termasuk BIN (Badan Intelijen Negara) yang punya anggaran dalam pemberantasan terorisme agar ada semacam evaluasi, sejauh mana efektivitas dalam program deradikalisasi,” katanya.
Mengenai isu radikalisme di Indonesia, ia menilai masyarakat Indonesia sebetulnya sangat moderat. “Saya tidak melihat ada orang yang radikal, pemahaman agama Indonesia sudah input bercampur dengan tradisi, kan Islam tidak pernah menumpas tradisi, ketika Islam masuk Jawa terjadi Islamisasi Jawa, akulturasi budaya,” tandasnya.