JAKARTA, HOLOPIS.COM – Badan pengawas obat Uni Eropa (European Medicine Agency/EMA) menyatakan pembekuan darah merupakan efek samping dari vaksin corona AstraZeneca.
Meski begitu, EMA menganggap insiden itu “sangat langka terjadi” dan masih menganggap manfaat vaksin kolaborasi dengan Universitas Oxford itu lebih besar dari risikonya.
Hasil penyelidikan EMA terkait keamanan AstraZeneca menyimpulkan bahwa tidak ada faktor khusus termasuk dari segi usia tertentu yang menunjukkan lebih rentan mengalami efek samping pembekuan darah atau trombosis.
EMA belum dapat menentukan siapa saja yang berisiko mengalami efek samping langka tersebut. Lembaga itu menduga efek samping pembekuan darah bisa berasal dari respons kekebalan tubuh masing-masing penerima.
“Komite Keamanan EMA telah menyimpulkan hari ini bahwa pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah rendah harus terdaftar sebagai efek samping yang sangat langka dari suntikan AstraZeneca,” kata regulator obat yang berbasis di Amsterdam, Belanda, dikutip cnnindonesia.com pada Rabu (7/4).
Sementara itu, Kepala EMA, Emer Cooke, menekankan bahwa orang-orang harus tetap menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai bagian dari upaya melawan virus corona.
“Komite keamanan telah mengonfirmasi bahwa manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 secara keseluruhan lebih besar daripada risiko efek sampingnya,” kata Cooke dalam jumpa pers virtual seperti dikutip AFP.
“Vaksin ini menyelamatkan nyawa,” ujarnya menambahkan.
EMA telah mempelajari 86 kasus pembekuan darah dari 25 juta orang di Eropa dan Inggris yang menerima AstraZeneca, 18 di antaranya berakibat fatal. Sebagian besar kasus terjadi pada wanita berusia di bawah 60 tahun.
Tak hanya AstraZeneca, efek samping pembekuan darah juga ditemukan pada beberapa vaksin corona lainnya meski dalam jumlah yang sangat kecil.
Kepala Keamanan EMA, Peter Arlett, menuturkan tiga kasus pembekuan darah ditemukan terkait vaksin Johnson & Johnson.
“Jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan 4,5 juta vaksin J&J yang diterima di seluruh dunia. Namun, ini masih kita awasi dengan ketat,” kata Arlett.
Sementara itu, ada 35 kasus pembekuan darah yang terdeteksi berkaitan dengan vaksin Pfizer/BioNTech dan lima kasus lainnya terkait dengan vaksin Moderna. (zik)
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.