Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024

Diperkirakan 100 Juta Orang Meninggal Saat Pandemi Influenza 1918

JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ingatkah kamu pada pandemi influenza yang terjadi pada tahun 1918 silam? Diperkirakan 100 juta orang meninggal dunia, menyumbang sebesar 5 persen dari total populasi dunia dan lebih dari setengah miliar orang terinfeksi virus ini. Namun, fakta paling mengejutkan adalah penyakit ini menyerang dan merenggut nyawa orang dewasa muda yang sehat, dibandingkan dengan lansia dan anak-anak yang lebih rentan.

Flu Spanyol menyerang dalam cara yang belum pernah disaksikan sebelumnya terkait dengan wabah flu, misalnya jika dibandingkan dengan pandemi 1889-1890 yang membuat lebih satu juta orang meninggal di dunia. Korban terparah pada kelompok umur 20 sampai 40 tahun.
Ketika flu Spanyol pertama kali muncul pada awal Maret 1918, gejala flu ini memiliki semua ciri khas flu musiman, meskipun jenisnya sangat menular dan ganas. Penyakit ini juga lebih menyerang negara-negara miskin. Kajian tahun 2020 yang dilakukan seorang peneliti Harvard University, Frank Barro memperkirakan sekitar 0,5% penduduk AS meninggal, sementara di India 5,2% penduduknya meninggal.
Menurut Layanan Kesehatan Masyarakat pada zaman kolonial menghimpun data pandemi Flu Spanyol 1918 hingga 1919 di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), virus ini dinilai sangat berbahaya.
Saat itu, salah satu anggota BGD ialah pendiri Palang Merah Indonesia, Dr. Sardjito. BGD melalukan survei terhadap 83 praktisi medis di seluruh wilayah Indonesia. Sardjito
dan tim juga menganalisis data kematian terdaftar yang dilaporkan tiap kecamatan.
Dikutip dari laman situs The Conversation, berdasarkan laporan BDG, laporan tersebut menunjukkan bahwa kasus Flu Spanyol pertama kali dilaporkan pada Juli 1918 namun baru terdeteksi pada September 1918. Sementara puncaknya pada akhir November 1918.
Laporan selanjutnya menunjukkan bahwa tingkat kematian menurun cepat usai November 1918 tetapi ada kemungkinan virus kembali muncul di tingkat daerah.
Selain itu, dampak pandemi tersebut tersebar tidak merata di berbagai kecamatan di Jawa. Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kota-kota di Jawa Barat saat itu menjadi daerah yang paling terdampak.
Tingkat kematian Flu Spanyol di Indonesia tahun 1918 menurut data menyentuh persentase 35 persen. Dengan menggunakan angka kematian di atas rata-rata mingguan dan data jumlah populasi, angka kematian diperkirakan dari September 1918 hingga September 1919 berjumlah 906 ribu di Pulau Jawa.
Data tersebut juga disandingkan dengan data kualitatif yang menunjukkan persentase kematian yang sama. Artinya, total kematian sekitar 1,3 juta atau 2,5 persen dari jumlah populasi Indonesia waktu itu yakni 53 juta orang.
Saat pandemi Flu Spanyol berlangsung, masyarakat menilai bahwa pemerintah tidak efektif dalam mengendalikan pandemi karena jumlah kematian terus naik. Flu Spanyol di wilayah Indonesia sendiri baru mereda setelah satu tahun.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Prabowo : Kerja Sama Semua Pihak Bisa Jadikan Indonesia Negara Maju

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia negara yang sangat kaya, Indonesia diambang tinggal landas, Indonesia akan menjadi negara maju.

Pidato Prabowo di Perayaan HUT Ke 3 Partai Buruh

Partai Buruh merayakan HUT ke-3 pada Kamis 18 September 2024, di Istora Senayan, Jakarta. Dalam acara tersebut, Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya dihadapan para kader Partai Buruh.

Dari Amerika Pakai Jet Pribadi, Kaesang Bilang ‘Nebeng’ ke KPK

aesang Pangarep ramai dibicarakan, soal jet pribadi yang digunakannya bersama sang istri pergi ke Amerika Serikat.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru