JAKARTA, HOLOPIS.COM – Perusahaan retail raksasa seperti Nike dan H&M saat ini diterjang kritik di Tiongkok. Masyarakat Tiongkok mengatakan perusahaan ini melakukan praktek kerja paksa di Uighur untuk produksi kapas Xinjiang.
Banyak masyarakat Tiongkok yang melakukan aksi boikot, beberapa selebritas membatalkan kontrak, dan platform e-commerce pun berhenti bekerja sama dengan H&M.
Hal ini terjadi ketika beberapa negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap Tiongkok. Mereka dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Sanksi, termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset, menargetkan pejabat senior di wilayah barat laut.
Awal dari Nike dan H&M terseret masalah ini terjadi ketika sebuah pernyataan tahun lalu dari perusahaan tersebut baru terkuak sejak kasus Uighur.
Kedua perusahaan ini mengatakan pada pernyataan yang terpisah bahwa mereka prihatin akan laporan mengenai warga Uighur yang dipaksa memetik kapas di Xinjiang, dan mengklaim mereka tidak menggunakan bahan bahan dari daerah tersebut.
Lembaga penyiaran negara di Tiongkok bernama “CCTV” mengatakan bahwa H&M telah salah perhitungan dalam mencoba menjadi “Pahlawan yang benar”, dan “Harus membayar harga yang mahal untuk tindakan yang salah”.
Sejak Rabu, setidaknya tiga platform e-commerce utama Tiongkok seperti Pinduoduo, JD.com dan Tmall  telah menarik produk H&M dari penjualan. Berbagai selebriti Tiongkok seperti Wang Yibo, Huang Xuan dan Victoria Song merilis pernyataan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan merek tersebut, dan mengatakan “kepentingan negara ada di atas segalanya”.
Postingan dari situs web “Weibo” oleh media pemerintah China “CGTN” membagikan video yang menunjukkan realitas pemetikan kapas di Xinjiang, yang melibatkan otomatisasi dan kutipan dari seorang petani Uighur yang mengatakan bahwa orang-orang di sana “berjuang” demi mendapatkan penghasilan tinggi.